Hidayatullah.com–Insiden rubuhnya atap SDN 05 Pademangan Jakarta Utara (9/4/2017) menjadi perhatian serius DPRD DKI Jakarta.
“Kami sangat prihatin dengan kejadian ini. Ada sekolah negeri di Jakarta yang atapnya rubuh karena bangunannya sudah rapuh,” ujar anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta bidang Pendidikan dari Fraksi PKS, Rifkoh Abriani hari Selasa (11/04/2017) kepada hidayatullah.com.
Menurut Rifkoh, SDN 05 Pademangan bukan termasuk 45 sekolah yang akan direhab. Hal ini menunjukkan lemahnya pengawasan terhadap infrastruktur pendidikan.
“Sekolah ini kan tidak termasuk dalam 45 sekolah yang akan direhab. Itu artinya pengawasan terhadap infrastruktur pendidikan di Jakarta masih bermasalah,” ungkapnya.
Rifkoh bersyukur, bahwa insiden rubuhnya atap sekolah tersebut tidak terjadi pada saat kegiatan belajar-mengajar sedang berlangsung. Walaupun ini harus menjadi perhatian, bahwa ada kemungkinan ruang-ruang yang lain di sekolah tersebut juga dalam keadaan yang tidak aman untuk kegiatan belajar-mengajar.
“Kami meminta ruangan lainnya pun diperiksa,” tegasnya.
Selain itu, Rifkoh berharap hal ini menjadi bahan evaluasi bagi Pemprov DKI dalam melakukan proses rehab gedung sekolah. Pasalnya SDN 05 tidak termasuk 45 sekolah yang segera direhab, sehingga muncul pertanyaan, mengapa sekolah yang tidak termasuk harus segera di rehab justru terjadi insiden atap rubuh.
“Sangat kami sesalkan, ini sangat mengkhawatirkan mengingat ruangan tersebut merupakan tempat siswa belajar,” sambung Rifkoh.
Pada tahun 2016, masih menurut Rifkoh, ada 45 sekolah yang bangunan sekolahnya gagal untuk di rehab, hal ini disebabkan kendala teknis terkait proses lelang konsolidasi. Seharusnya hal teknis jangan sampai menunda hal yang jauh lebih strategis. Apabila bangunan sekolah sudah dinyatakan harus direhab total, itu artinya bahwa bangunan tersebut sudah tidak layak pakai, karena ini menyangkut kenyamanan dan keamanan proses pendidikan. Bagaimana guru dapat mengajar dengan tenang dan siswa bisa belajar dengan aman dan nyaman apabila gedungnya sudah tidak layak, ini justru membahayakan peserta didik.
“Untuk itu, sekali lagi saya meminta, kendala teknis dalam proses lelang konsolidasi tersebut bisa segera diselesaikan,” ungkapnya jelas.
Rifkoh pun berharap, Gubernur Jakarta yang baru nantinya dapat lebih memperhatikan pendidikan di Jakarta agar bisa lebih baik lagi dan jangan ada lagi sekolah yang mangkrak dan rubuh. “Jangan lagi ada siswa yang menjadi korban saat sekolahnya diperbaiki dan lain-lain. Semoga Gubernur baru nantinya akan membawa pendidikan di Jakarta bisa lebih baik untuk seluruh warganya,” tutup Rifkoh.*