Hidayatullah.com—Lebih dari 2.700 orang hadir dalam Konferensi Rajab yang gelar Dewan Pimpinan Daerah Hizbut Tahrir Riau. Mereka memenuhi Grand Ball Room Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru, Ahad (19/06/2011).
Hadir sebagai narasumber pada konfrensi tersebut Setiabudi Daryono, SPdi, Muhammad Ihsan STP, Drs Abrar, MSi.Ak (ekonom), Dr. Andang Widiharto, MT (UGM), Dr. Muhammad Rahmat Kurnia (Ketua DPP HTI), dan Dr. KH. Musthafa Umar, Lc, MA (Ulama Riau).
Berbagai kalangan pun hadir seperti mantan anggota DPR RI HM Dun Usul, Tokoh budayawan Melayu UU Hamidy, tokoh perempuan, pengusaha, pemuda, pelajar.
Dalam kata pembuka konferensi, ketua DPD I HTI Riau Ir. Muhammadun, MSi menyampaikan urgensi penyelenggaraan Konferensi di Bulan Rajab ini. pada bulan Rajab ada peristiwa dahsyat Isra’ Mi’raj, setahun setelahnya berdirilah Daulah Islamiyah di Madinah.
Kemudian secara spektakuler Islam memimpin dunia. Kedamaian, keadilan, kesejahteraan benar-benar terwujud. Muhammadun mengutip pengakuan Will Durant dalam Story of Civilization.
“Para khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya dan meratakan kesejahteraan selama berabad-abad dalam luasan wilayah yang belum pernah tercatatkan lagi fenomena seperti itu setelah masa mereka,” ujarnya.
Namun pada tanggal 28 Rajab 1342/3 Maret 1924, Khilafah Utsmaniyah runtuh. Umat Islam kini tercerai berai. Ibarat anak ayam kehilangan induknya. Jutaan anak-anak kaum muslimin dibantai Amerika di Irak dan Aghanistan. Bumi. Kekayaan kaum muslimin dijarah para penjajah. Bahkan bumi Palestina, masjidil Aqsho tempat Isra’ Nabi, kini dalam cengkeraman zionis Israel.
“Dengan Khilafah Islamiyah Masjidil Aqsha akan kita bebaskan kembali sebagaimana dulu dengan izin Allah pada tanggal 27 Rajab 583 H/ 2 Oktober 1187 M, Sholahuddin Al-Ayubi membebaskan Baitul Baqdis yg diduduki pasukan salib selama 88 tahun,” demikian tegas Muhammadun.
Sementara itu Dr. Andang Widiharto menjelaskan dengan gamblang potensi Islam memimpin kembali dunia dalam naungan Khilafah Islamiyah. Baik potensi ekonomi, Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia, geopolitik, maupun militer. “ Syariat Islam akan tegak dengan sempurna. Khilafah akan menjadi negara adidaya. Menebarkan rahmat atas segenap alam” ujar Dr. Andang.
Narasumber lainnya adalah Dr. KH. Musthafa Umar, Lc, MA. Ulama kharismatik Riau ini menguraikan kewajiban meraih janji Allah, yakni berjuang sungguh-sungguh untuk mewujudkan tegaknya Khilafah Islamiyah.
“Khilafah Islamiyah adalah janji Allah untuk orang-orang beriman dan beramal sholeh. Maka kita harus menjadi bagian dari orang-orang yang layak memperoleh nushrah Allah tersebut. Kita harus yakin khilafah akan wujud kembali. Dengan Khilafah kita akan selamatkan seluruh bangsa manusia, baik yang muslim maupun yang masih kafir ” tegas Dr Musthafa Umar.
Berikutnya tampil Ketua DPP HTI Dr Muhammad Rahmad Kurnia, MSi. Ia menggugah dan mengajak seluruh kalangan khususnya para perwira militer agar memberikan dukungan nyata pada perjuangan Hizbut Tahrir.
“Ini jika Anda semua wahai kaum muslimin khususnya para perwira militer menginginkan kemuliaan hakiki dunia dan akhirat. Karena kemuliaan itu hanyalah milik Allah semata. Maka jawablah seruan ini, karena seruan ini sejatinya adalah seruan Allah. Seruan untuk menegakkan hukum-hukum Allah. Seruan untuk menyelamatkan dunia ini dari malapetaka,” seru Dr Rahmat Kurnia.
Kemudian seorang tokoh nasional dalam testimoninya menjawab seruan hangat Hizbut Tahrir ini. Tampillah Prof Dr. Inu Kencana Syafi’ie, MSi, mantan dosen IPDN yang kini menjadi Rektor Universitas Pandanaran Semarang.
Sementara itu, Guru Besar Syariah Islam UIN SUSKA Riau Prof.Dr.Alaidin Koto mengemukakan Syariah tidak bisa tegak tanpa kekuasaan. ”Kekuasaan yang benar adalah Khilafah dan Hizbut Tahrir bersungguh-sungguh mewujudkannya,” ungkapnya.
Selanjutnya Ketua Komisi Fatwa MUI Riau.MUI pun memberikan pernyataan dukungannya.
“Kami dari Majelis Ulama menyeru kapada seluruh kaum muslimin untuk mendukung perjuangan Hizbut Tahrir menegakkan kembali Khilafah Islamiyah,” urai KH. Abdurrahman Qoharuddin
Di sela-sela acara ditampilkan teatrikal yang menggambarkan sejahtera di masa Khilafah dan suasana sengsara ketika ketiadaan Khilafah dan tim nasyid yang menggugah dan membangkitkan semangat para peserta yang tetap bertahan hingga acara berakhir.
Acara ditutup dengan doa yang dipimpin ustadz Usman As-syafi’I yang sangat menyentuh hingga sebagian besar peserta meneteskan air mata.*/idris