Hidayatullah.com–Meninggalnya Riyadhus Sholihin setelah tertembus timah panas oleh oknum polisi menyisakan duka mendalam bagi umat Islam, terutama warga NU. Betapa tidak, selama ini Sholihin dikenal sebagai orang baik. Ia juga anggota Ansor, koordinator guru ngaji, sekaligus Ketua Majelis Taklim.
“Kami sangat berduka cita atas meninggalnya almarhum. Semoga dosa-dosanya diampuni, amal ibadahnya diterima Allah SWT serta mati dalam keadaan syahid,” tutur Ketua PWNU Jawa Timur, KH. Mutawakkil Alallah kepada hidayatullah.com Rabu (2/11/2011).
Kiai Mutawakkil juga sangat menyesali ucapan oknum yang mengatakan almarhum perampok dan membawa celurit saat kejadian itu. Kendati hal itu telat diralat, tapi menurutnya, ucapan itu sangat menyakitikan.
“Ucapan itu sangat menyakitkan. Terlebih bagi warga NU Sidoarjo,” terangnya.
Karena itu, Kiai Mutawakkil berharap agar kasus penembakan itu diselesaikan secepatnya.
“Kami semua berharap agar pelaku penembakan diselesaikan secara hukum dengan objektif, transparan, dan seadil-adilnya,” tegasnya.
Untuk kasus ini, Kiai Mutawakkil telah menginformasikan kejadian yang sebenarnya kepada PBNU Pusat. Dan, katanya, PBNU telah menindaklanjutinya.
“Saya telah berkomunikasi dan SMS kejadian yang sebenarnya kepada Kiai Said,” imbuhnya lagi.
Kiai Mutawakkil tak habis pikir. Kenapa oknum polisi yang seharusnya bertindak mengayomi rakyat justru bertindak semena-mena kepada warganya, apalagi seorang guru ngaji. Karena itu, ia menghimbau agar tidak diulangi lagi.
“Jangan sampai kejadian seperti ini terluang kembali,” pintanya.
Ia menambahkan, kejadian seperti ini bukan pertama kali ini saja. Katanya, seorang Takmir Masjid di Sumenep juga kena tembak nyasar oknum polisi.
“Namanya Ridwan. Takmir Masjid Agung Sumenep juga meninggal terkena peluru nyasar oknum polisi pada bulan November 2011,” katanya dalam SMS yang dikirimkan ke hidayatullah.com.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim juga meminta agar kasus itu tidak dibiarkan berlarut-larut.
“Jangan sampai kasus itu dibiarkan menjadi besar dan menimbulkan umat Islam bergejolak,” kata Sekretaris MUI Jatim, M Yunus.
Seperti diberitakan, Riyadhus Sholihin tewas ditembak oknum anggota Reskrim Polres Sidoarjo, usai menyerempet seorang polisi di depan GOR Delta Sidoarjo, pada Jumat (28/10/2011) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB.
Sebelumnya banyak diberitakan, penyebab penembakan oknum polisi akibat mabuk. Hal ini sebagaimana disampaikan Bupati Sidoarjo Saiful Ilah yabg menduga Kafe Ponti di Jalan Lingkar Barat Sidoarjo, menjadi sumber penyebab pertikaian polisi dengan warga yang berakibat tewasnya Riyadi Solikin.
Menurut Saiful Ilah, Kafe Ponti yang menyediakan minuman keras sehingga oknum polisi mabuk lalu menembak mati Solikin.
“Pemilik kafe saya panggil untuk diperingatkan. Untuk sementara tidak ditutup,” tutur Bupati Saiful Ilah usai paripurna 10 Raperda di DPRD Sidoarjo, Selasa (1/11/2011) dikutip Harian Surya.*