Hidayatullah.com–Virus materistik sudah menjalar berbagai sendi kehidupan, termasuk dalam hal resepsi pernikahan. Khalayak banyak memandang pernikahan mewah merupakan sesuatu yang lumrah, prestise, dan menjadi kewajiban yang harus diusahakan.
Iwan Januar, penulis buku “Bukan Pernikahan Cinderella” menilai, fenomena ini menjadi salah satu alasan pemuda-pemudi menunda pernikahan.
“Resepsi pernikahan yang mewah tidak bisa lepas dari cara pandang masyarakat yang serba materialistik. Pernikahan harus di gedunglah, masakannya harus mewah, tendanya harus baguslah. Bahkan harus ada souvenir untuk para tamu,” jelas Iwan saat berbincang dengan hidayatullah.com belum lama ini.
Iwan mengatakan, biasanya keinginan untuk menggelar resepsi pernikahan mewah bukanlah keinginan pasangan yang ingin menikah, tetapi keinginan orangtua pasangan.
Itu sebabnya Iwan menyarankan agar lelaki dan perempuan yang ingin menikah karena Allah harus melakukan dialog dengan orangtua.
“Sampaikan pemahaman kepada orangtua jika pernikahan itu yang terpenting khidmat dan terpenuhi rukunnya. Kalau pun ada rezeki lebih, itu kan lebih baik digunakan untuk keperluan awal rumah tangga,” paparnya.
Iwan juga berpesan kepada para orangtua agar tidak memberatkan calon menantunya dalam hal resepsi pernikahan. Karena dalam Islam pernikahan diatur sedemikian mudah, tidak ribet, dan berbelit-belit.*