Hidayatullah.com—Meski Mahkamah Agung (MA) telah menolak permohonan kasasinya dan berbagai tekanan dari negara-negara Barat, pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, uUstad Abubakar Ba’asyir terus menyuarakan diri. Yang terbaru, pimpinan Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) ini mengeluarkan bantahan terkait rilis Amerika bahwa organisasinya masuk ke dalam daftar organisasi teroris asing, Kamis, 23 Februari 2012 lalu.
Selain itu, ia juga membantah menjawab rilis Kantor Departemen Keuangan Pengawasan Aset Luar Negeri (OFAC) Amerika yang mengatakan memberi sanksi terhadap Mochammad Achwan, Son Hadi bin Muhadjir dan Abdul Rosyid Ridho Ba’asyir dan memutus akses mereka ke sistem keuangan internasional.
“Semua tuduhan syetan Amerika Serikat terhadap JAT dan diri saya, Ustadz Achwan, saudara Son Hadi, dan Ustadz Rosyid Ridho Ba’asyir dan tuduhan toghut P.B.B terhadap diri saya seperti yang diberitakan di Koran Republika tanggal 26 Februari 2012 dan Koran Rakyat Merdeka Tanggal 27 Februari 2012 adalah tuduhan palsu tanpa ada bukti sedikitpun. Tuduhan-tuduhan bohong dan palsu ini sengaja dibuat untuk mendorong Mahkamah Agung agar meningkatkan kedzolimannya terhadap diri saya dari penjara 9 tahun menjadi 15 tahun. Sebenarnya kedzoliman yang ditimpakan terhadap diri saya penjara 15 tahun oleh Toghut M.A adalah untuk memenuhi keinginan syetan Amerika agar saya tidak dapat melanjutkan perjuangan menegakkan Daulah Islamiyah/Khilafah, bukan karena saya menteror masyarakat,” demikian tulisnya dalam rilis JAT Media Centreyang dikirim ke kantor redaksi hidayatullah.com, hari Ahad, (11/03/2012).
Menurut Ba’asyir, sebelum ini, pihak JAT sudah mendatangi pihak Kedutaan Besar Amerika di Jakarta guna melakukan klarifikasi.
“Ketika rombongan JAT datang ke DUBES A.S untuk klarifikasi tuduhan-tuduhannya, syetan dubes A.S tidak berani menemui khawatir terbongkar kebohongannya.”
Ba’asyir juga menjelaskan, bahwa apa yang dituduhkan kepadanya sebagai bagian pembungkaman karena dirinya terus mengkampanyekan penegakan syariat Islam.
“Di antara usaha untuk mematikan perjuangan saya menegakkan Islam adalah saya dituduh terlibat berat latihan senjata di Aceh dengan tuduhan-tuduhan yang tidak jujur yakni semua saksi-saksi yang memberatkan saya tidak boleh hadir di persidangan,” tulisnya.
“Sebenarnya teroris yang selalu menteror negara-negara ummat Islam adalah syetan Amerika, mereka telah menteror dan membantai puluhan ribu ummat Islam laki-laki, wanita dan anak-anak di Afghanistan, Pakistan, Iraq dan membantu yahudi membantai ribuan ummat Islam di Palestina dan membantu kaum nasrani membantai ummat Islam di Bosnia, Ambon dan Poso. Maka sumber kejahatan, kehancuran moral dan teroris terbesar adalah syetan Amerika. Maka Amerika adalah kafir harbi (kafir yang wajib diperangi) menurut hukum Islam. Maka bila dunia terutama dunia Islam ingin aman salah satu jalan untuk mengatasinya adalah dihancurkannya syetan Amerika.”
Ba’asyir juga membantah jika dirinya di balik bom Bali 2002. Menurutnya, bom Bali I adalah murni rekayasa Amerika.
“Para pakar bom baik dalam negeri maupun luar negeri mengatakan bahwa bom yang meledak di Bali pada peristiwa bom Bali I adalah mikro nuklir bukan bom buatannya Amrozi dan kawan-kawannya. Maka jelas itu adalah bom buatan Amerika. Maka yang membunuh 200 orang di Bali waktu itu bukan saya seperti yang dituduhkan oleh syetan Amerika dan bukan Amrozi dan kawan-kawannya tetapi syetan Amerikalah pembunuhnya,” ujarnya.*