Hidayatullah.com–Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberikan apresiasi untuk sejumlah program dan stasiun televisi yang berusaha mengedepankan tayangan konstruktif selama Ramadhan.
“Kami berterima kasih serta memberi apresiasi tinggi kepada lembaga penyiaran yang konsisten dengan acara-acara konstruktif dan kondusif selama Ramadhan,” kata Ketua Komisi Informasi dan Komunikasi MUI Sinansari Ecip dalam dialog publik di Kantor KPI, Jakarta Pusat, pada Selasa (28/08/2012).
Berdasarkan pantuan MUI, acara-acara yang patut diapresiasi antara lain film serial “Omar: Umar bin Khattab” (MNCTV), dokumenter “Musafir” (Trans7), “Catatan Harian Santri” (Indosiar), rangkaian program Ramadhan di MetroTV, “Radio Show” (TVOne), Sinetron “Insya Allah Ada Jalan” (SCTV), dan “Tukang Bubur Naik Haji The Series” (RCTI).
Program-program tersebut dinilai dapat memberikan inspirasi positif, edukasi, serta bermanfaat bagi syiar Islam sebagai agama yang cinta perdamaian.
Ecip mengatakan, MUI bekerja sama dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memantau dan menilai tayangan televisi selama Ramadhan.
“MUI dan KPI saling bertukar pikiran dan pengetahuan karena pemantauan tayangan selama Ramadhan erat kaitannya dengan kaidah Islam, sedangkan MUI membutuhkan keahlian dan teknologi KPI dalam melakukan pemantauan,” kata Ecip, dimuat Antara.
Kritik
Sementara itu, MUI juga mengkritik sejumlah tayangan selama Ramadhan yang mengandung unsur pelecehan dan kata-kata kasar.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Terhadap acara-acara tersebut MUI memberikan rekomendasi kepada KPI agar memberikan peringatan.
Ecip mengatakan, kritik MUI tidak dimaksudkan untuk membunuh industri pertelevisian, tetapi bentuk kepedulian agar media massa berkembang secara sehat, bermanfaat dan bermartabat.
“MUI memandang pertelevisian dan semua media massa sebagai mitra strategis untuk mencerdaskan dan mencerahkan bangsa,” kata Ecip.*