Hidayatullah.com–Direktur Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Dr. Senawi, MP meresmikan program “Gadjah Mada Menghafal al-Qur’an” (GMMQ). Peresmian program tahfidz tersebut dilaksanakan pada Jum’at, 19 Oktober 2012 di Masjid Kampus UGM Yogyakarta.
Program GMMQ ini bernaung di bawah Lembaga Dakwah Kampus Jamaah Sholahudin (LDK JS) UGM, sebagai lembaga semi otonom.
Ketua LDK Jamaah Sholahudin Arif Nurhayanto mengatakan, program ini digunakan untuk mengkoordinir banyaknya mahasiswa UGM yang hafal al-Quran.
“Di kalangan mahasiswa UGM, sebenarnya banyak para pegiat tahfidz al-Qur’an, namun hingga saat ini belum ada yang mengkoordinir, makanya kita fasilitasi,” ujarnya saat dihubungi hidayatullah.com, Selasa, 23 Oktober 2012.
Menurut Arif, adanya kerinduan dari kalangan mahasiswa untuk belajar Islam secara mendalam di UGM, tidak sedikit juga yang sudah melakukan tahfidz secara individu.
”Melihat animo mahasiswa yang begitu kuatnya, LDK-JS ini berupaya memfasilitasi dengan membuat wadah untuk belajar al-Qur’an secara sistematis.”
Diakui Arif, saat dilaunching kemarin, peserta mencapai ratusan yang hadir dan mengambil formulir pendaftaran. Saat ini, yang sudah mengembalikan formulir kesediaan gabung sekitar 20 orang, jumlah ini setiap hari terus mengalami penambahan, ujarnya.
Tidak hanya program tahfidz saja yang diberikan, namun diterapkan juga kurikulum yang berkaitan. Materi yang diberikan meliputi, tahsin al-Qur’an dan seni membaca al-Qur’an dengan lagu (qori’).
Program ini juga dibuat kelas-kelas/kelompok, ada kelas tahfidz 30 juz, 8 juz, 4 juz, dan kelas one day one ayat.
“Program ini dibuat seperti itu supaya peserta bisa memilih target masing-masing, sesuai yang diinginkan. Sedangkan waktu yang diperlukan dalam target ini adalah selama menjadi mahasiswa UGM,” kata Arif.
Tidak hanya mahasiswa baru saja yang banyak berminat, namun mahasiswa lama pun banyak yang antusias.
“Para pendaftar sangat variatif, hampir seluruh fakultas ada yang ikut,” ungkap Arif. Ada beberapa target yang ingin dicapai dalam program ini. Ia memaparkan, program ini bisa berjalan tidak hanya di kalangan mahasiswa saja, namun bagi kalangan dosen dan karyawan pun bisa ikut bergabung. “Kampus yang notebene kampus umum, namun harapannya para mahasiswa dan seluruh civitas akademikanya banyak yang hafidz al-Qur’an,” kata Arif penuh harap.
Walaupun program ini baru beberapa hari dilaunching, saat ini sudah dilirik oleh organisasi LDK kampus lain.
“Hari kemarin ada teman saya dari kampus di Purwokerto dan Semarang, katanya juga tertarik membuat program seperti itu juga, untuk diterapkan di kampus mereka,” katanya.
Ia berharap besar dari program ini bisa mengatasi degradasi moral dan bekal ilmu ukhrowi bagi para mahasiswa. Program ini direncanakan berjalan mulai bulan depan, pungkasnya.*/Muhsin