Hidayatullah.com–Sumber Daya Manusia (SDM) masih menjadi kendala utama di dalam mengembangkan perbankan syariah karena pekerja belum bisa mengikuti perkembangan pesat dan dinamis dari usaha jasa tersebut.
“Bagaimana pun, dalam mengembangkan bank syariah tidak sama dengan organisasi lain. Ada ilmunya sendiri dan perlu orang-orang yang mau belajar,” ujar praktisi sekaligus Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Yuslam Fauzi di Pekanbaru, Kamis (22/11/2012).
Tapi, lanjutnya, karena perbankan syariah di Indonesia baru tumbuh dan tumbuhnya pesat dalam 13 tahun terakhir, maka “supply” tenaga kerja masih terasa sangat kurang sekali.
Perbankan syariah setiap tahun masih kekurangan sekitar lima ribu orang tenaga kerja yang baru menamatkan kuliahnya dari perguruan tinggi negeri atau swasta di dalam negeri.
“Jadi sekarang, sudah lebih dari 90 perguruan tinggi karena akhir tahun kemarin sudah 75 perguruan tinggi yang menawarkan prodi syariah. Itu kombinasi yang bagus antara negeri dan swasta, bahkan ada universitas swasta katolik,” katanya.
Yuslam yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (BSM) mengatakan, hambatan dari luar dalam mengembangkan perbankan syariah adalah edukasi kepada masyarakat.
Masih perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat luas karena adanya kegamangan oleh karena belum paham bank syariah, padahal bank syariah sering memberikan return atau keuntungan yang lebih besar dibanding bank konvensional.
“Dari mulai yang awam, yang polos, yang tulus, mungkin yang belum mengetahui, perlu dijelaskan. Ada juga orang yang mengerti agama dan pintar, tapi tidak mengerti bank syariah juga banyak. Kami menghadapi seperti itu banyak sekali,” ujarnya lagi, dalam laman Media Indonesia.
“Jadi merasa mengerti agama, tapi nyeleneh dan pesimis usaha dari kami dan itu orang Islam juga. Sementara orang-orang non-muslim ingin tahu. Jadi sekarang ini, ada orang-orang yang menabur aura negatif tentang perbankan syariah,” katanya lagi.
Sehari sebelumnya, Bank Indonesia menyatakan, secara umum industri perbankan syariah nasional tumbuh dengan pesat, dan hingga September tahun 2012 tercatat tumbuh sebesar 36,7 persen (year on year) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
“Kami ingin sedikit menginformasikan mengenai perkembangan terkini perbankan syariah, bahwa secara umum industri perbankan syariah tumbuh dengan pesat dan hingga September sekitar 36,7 persen,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Perbankan Syariah BI Edy Setiadi.
Bank syariah saat ini berjumlah 11 bank umum syariah dengan 24 unit usaha syariah dan 156 bank pembiayaan syariah.
Dari sisi kualitas, bisa dirasakan peningkatan yang cukup signifikan, tercermin dari rasio pembiayaan bermasalah yang tetap terjaga rendah pada kisaran 1,81 persen (NPF Nett).
Kemudian rasio penyaluran pembiayaan dibandingkan Dana Pihak Ketiga (DPK) relatif tinggi sekitar 102,1 persen dan porsi pembiayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sektor-sektor produktif yang tetap dominan dalam portfolio pembiayaan bank syariah.*