Hidayatullah.com–Kementerian Agama RI akan memaksimalkan pembiayaan dan efektifitas pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji 2013 agar kualitas pelayanan dan masa angkut penumpang lebih baik.
Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag RI Anggito Abimanyu di Jeddah, Selasa (27/11/2012), mengatakan, pihaknya ingin merasionalkan pembiayaan penerbangan yang saat ini mencakup 60 persen pembiayaan haji.
“Selama ini negosiasi dengan penerbangan kurang detil mengenai pembiayaan dan hak serta kewajiban masing-masing pihak. Tidak ada pencarian solusi yang di luar kotak permasalahan (out of the box), sementara pembiayaannya sangat besar,” kata mantan pejabat di Kementerian Keuangan itu.
Dikatakannya, terdapat sejumlah pembiayaan yang menyangkut bahan bakar minyak, sewa pesawat, slot time, dan lainnya.
Menyangkut sewa, dia mengusulkan penggunaan dana-dana yang dimiliki Kemenag RI terkait penyelenggaraan ibadah haji, sementara untuk slot time dia minta agar stafnya mempertimbangkan untuk memadatkan jadwal penerbangan gelombang pertama, seperti di gelombang kedua pemberangkatan.
Pada gelombang pertama pemberangkatan, jadwal penerbangan hanya 7-9 kelompok terbang. Sedangkan gelombang kedua bisa mencapai 17-19 penerbangan. “Mengapa gelombang pertama tidak dipadatkan saja sehingga sehinggga jamaah tidak perlu menunggu (bermukim) lama di tanah suci,” kata Anggito.
Ketika ditanya tentang on time performance penerbangan, dia mengatakan pada masa keberangkatan memang terjadi sejumlah kelambatan, tetapi pada masa kepulangan jauh lebih baik.
“Kita sedang mengkaji penyebabnya, apakah karena faktor teknis atau nonteknis, seperti terjadi uji coba nuklir di India di awal keberangkatan yang menjadikan pengunduran jadwal penerbangan,” kata Anggito.
Ketika ditanya lebih jauh, apakah pengkajian tersebut akan membuka peluang tender terbuka bagi maskapai penerbangan, Anggito mengatakan, pihaknya masih mengutamakan penerbangan nasional, khususnya Garuda.
Selama ini terdapat dua maskapai penerbangan yang melayani jamaah haji, yakni Garuda dan Saudia. Saudia hanya melayani tiga embarkasi bandara besar, seperti Jakarta, Surabaya, dan Batam, sedangkan sisanya oleh Garuda, termasuk bandara kecil, seperti Solo, Medan, dan Mataram.
Dampak lainnya, Saudia bisa memberikan fasilitas zam-zam 10 liter bagi jamaahnya karena pesawatnya berbadan lebar, sedangkan Garuda hanya lima liter karena sebagian besar pesawatnya berbadan kecil.
“Sedang kita kaji apakah pesawat yang kembali dalam keadaan kosong saat pemberangkataan jamaah haji bisa diisi dengan zam-zam jamaah sehingga penumpang Garuda bisa mendapatkan zam-zam 10 liter juga,” kata Anggito.
Kebijakan itu, agaknya untuk meredam kecemburuan jamaah penumpang Garuda yang pada sejumlah kelompok terbang, seperti SOC-63, 64, 65 dan SOC-67 embarkasi Solo memasukkan kemasan zam-zam dalam koper.
Akibatnya, zam-zam rembes dan koper jamaah basah sehingga sebagian besar koper harus dibongkar oleh petugas pelayanan haji agar tidak membahayakan penerbangan.
Sementara itu, seperti diberitakan Antara, Kementerian Agama RI juga menargertkan menuntaskan perencanaan haji 2013 pada Desember ini agar pembahasannya bisa dilakukan dengan DPR pada Januari tahun depan.
Perencanaan haji 2013 mengacu pada hasil pelaksanaan haji 2012.
Dikatakannya, secara keseluruhan pelaksanaan haji 2012 berlangsung dengan baik, tetapi terdapat sejumlah item yang perlu dikaji ulang untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada tahun depan.
Secara garis besar dia menyatakan terdapat tiga item utama, yakni tentang peningkatan pelayanan penerbangan, pemondokan, dan sejumlah akar masalah yang memerlukan perhatian.
Akar masalah yang memerlukan perhatian di antaranya rasionalisasi jumlah dan masa kerja petugas, masa tinggal jamaah, hotel transit di Jeddah, pembinaan ibadah bagi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji, Penyelenggara Ibadah Haji Khusus, penetapan kuota lansia dan pengawasan lembaga.
Anggito juga menyatakan akan mengkaji ulang metode dan materi pelatihan agar terbina kekompakan dan rasa kebersamaan sesama petugas, baik petugas dari dan binaan Kemenag maupun petugas dari dan binaan Kementerian Kesehatan.
Salah satu terobosan penyampaian informasi agar muncul persamaan persepsi adalah pembuatan video dengan menyampaikan kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan jamah di Saudi, baik dibidang bimbingan ibadah, maupun penjagaan kesehatan.
Isi video itu akan dikonsultasikan terlebih dahulu kepada alim ulama dan organisasi massa Islam agar tidak keliru dan tidak melanggar ketentuan agama.*