Hidayatullah.com–Menyusul gencatan senjata antara Hamas dan Zionis Israel pekan lalu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon Senin (26/11/2012) menyerukan upaya baru untuk mencapai solusi dua-negara di Timur Tengah.
“Lebih dari sebelumnya, kita perlu merundingkan solusi dua negara untuk mengakhiri pendudukan dan konflik,” katanya pada peresmian pusat baru untuk dialog antaragama di Wina.
“Saya bertekad untuk memastikan bahwa gencatan senjata harus dipertahankan. Kedua belah pihak harus mematuhi perjanjian tersebut,” kata Ban mengenai gencatan senjata yang dicapai Rabu lalu antara penjajah Israel dan Hamas, setelah seminggu serangan mematikan di kedua belah pihak.
Tapi ini tidak cukup, katanya.
“Persoalan-persoalan utama yang mengganjal harus diatasi. Hal ini penting untuk stabilitas regional. Suatu perdamaian yang adil dan komprehensif adalah tujuan utama kami – dan itu adalah satu-satunya cara untuk membawa keamanan abadi bagi semua.”
Ban berbicara pada peresmian King Abdullah Bin Abdulaziz International Centre for Interreligious and Intercultural Dialogue (KAICIID). Lembaga ini didukung Saudi – dibiayai oleh Riyadh. Dukungan terhadap lembaga ini juga berasal dari Austria, Spanyol, dan Vatikan.
Dalam krisis Israel-Palestina dan kekerasan lebih lanjut dan perbedaan agama di Suriah dan Mali, Ban menyatakan KAICIID masih sangat relevan.
“Kita perlu tidak melihat lagi pada berita-berita utama hari ini untuk memahami mengapa misi ini sangat penting,” katanya, dilansir laman Asia One.
Krisis-krisis ini “hanya sebagai pengingat betapa pentingnya adalah untuk mempromosikan jangka panjang saling pengertian yang melampaui agama, batas-batas nasional, budaya dan etnis dan identitas,” katanya.*