Hidayatullah.com– “Labbaik Allahumma Labbaik! Labbaika la syarika laka labbaik!” kalimat talbiyah menggema dari mulut jutaan manusia berpakaian putih-putih. Mereka berjubel mengelilingi Ka’bah, Makkah. Pada sesi yang lain, jamaah haji berlomba-lomba melempar jumrah. Sementara umat Islam sedang sibuk-sibuknya melaksanakan ibadah, ratusan orang lain menonton tepat di depan mereka, sambil duduk dan berdiri mematung.
Ritual haji umat Islam itu hanyalah video rekaman yang diputar pada acara Pembukaan “The 4th Umrah, Hajj & International Tourism Fair” di Balai Prajurit, Balai Sudirman, Tebet, Jakarta Selatan. Rabu (19/12/2012) pagi itu, Pameran Wisata Timur Tengah, Haji dan Umrah keempat ini resmi dibuka.
Saat pemutaran film singkat tentang haji tersebut, pada hadirin menontonnya dengan antusias. Bagi yang belum pernah ke Makkah, bisa dipastikan akan termotivasi untuk segera menunaikan rukun Islam kelima itu. Bagi hadirin yang sudah pernah ke sana, bisa jadi terdorong lagi untuk naik haji. Video singkat itu seakan melahirkan spirit mengikuti syariat Islam.
Usai pemutaran video, seorang remaja belasan tahun naik ke panggung untuk membacakan ayat suci al-Qur’an. Setelah mengucap salam dan memperkenalkan diri, Muhammad Yalil, sang qori’ (pembaca al-Qur’an) mulai melantunkan firman Allah. Suaranya yang merdu dengan gaya bacaan mirip qori’ Arab Saudi membuat suasana semakin syahdu.
“Innaa fatahnaa laka fathan mubiinaa,” bunyi ayat pertama dari Surat al-Fath yang dibawakan Yalil.
Para hadirin terdiam, hanyut dalam suasana. Sebuah kemenangan serasa ada di depan mata mereka saat itu, sebagaimana makna dari ayat yang dibacakan tersebut. Sebagian peserta acara pun bertepuk tangan begitu Yalil hendak turun dari panggung.
Lepas itu, seorang master of ceremonies (MC) wanita yang rambutnya menyembul dari balik selendang putih di kepalanya membacakan agenda acara selanjutnya dalam Bahasa Inggris. Sejurus kemudian, sekelompok tim tabuh gendang beranjak ke panggung acara. Setelah mempersiapkan alat musiknya, mulailah mereka berpentas. Jadilah para hadirin disuguhkan tarian dan tabuh gendang usai menikmati lantunan ayat suci al-Qur’an.
Grup tabuh gendang itu diperankan sekitar 11 personil; 5 pria –rata-rata berbaju koko dan berpeci hitam- dan 6 wanita. Keenam wanita cantik itu berpenampilan seksi; tanpa jilbab, tanpa alas kaki, baju norak warna-warni, dengan lengan berlapis kain transparan. Bagian atas (maaf) belahan dada kaum hawa itu terbuka. Mereka menabuh gendang masing-masing, sambil berlenggak-lenggok dengan gaya dan irama tertentu.
Pemandangan ini kontras dengan suasana pelaksanaan haji di sekitar Ka’bah yang tergambar jelas pada background spanduk utama di belakang para penari.
Insani, seorang pengunjung yang menyaksikan acara ini merasa gerah. Dia mengaku kurang suka dengan penampilan tarian tersebut. Apalagi, menurutnya, sebelum itu baru saja dibacakan ayat suci al-Qur’an.
“Gak sreg aja sih. Coz (karena) gak cocok banget,” ujarnya kepada hidayatullah.com usai acara pembukaan tersebut.
“Mau bagaimana lagi. Bukan gue yang nentuin dan ngadain acaranya,” tambahnya.
Secara terpisah, Anto, salah seorang staf Event Organizer pada acara itu kepada media ini mengaku tarian dalam pembukaan pameran tersebut bukan tanggung-jawabnya.
“Saya tidak tahu soal itu. Nanti saya SMS nomor orangnya (yang bertanggung jawab),” jelasnya, meski tak kunjung memberikan kontak penanggung jawab acara tersebut hingga tulisan ini dimundulkan.
Lepas dari itu, acara yang didukung Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI dan sejumlah institusi swasta dalam dan luar-negeri tersebut dinilai sangat bagus untuk membantu masyarakat Indonesia. Terkhusus dalam menjalankan ibadah di Tanah Suci Makkah Al-Mukarromah dan Madinah al-Munawwarah. Hal ini seperti yang disampaikan sejumlah tokoh dalam masing-masing sambutan pada acara tersebut.
Tentunya, diharapkan tidak ada hal-hal yang mungkin saja bisa mengurangi keberkahan acara yang diikuti 45 stand dari berbagai hotel, agen wisata dan penerbangan di Timur Tengah khususnya Arab Saudi itu.
Di awal acara pembukaan pameran tersebut, qori’ Yalil membacakan surat al-Fath ayat 1-7 yang mengandung harapan kemenangan dan pengampunan. Kecuali pada ayat 6 surat itu yang berisi ancaman Allah Subhanahu Wata’ala, “dan Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan….”*