Hidayatullah.com– Peneliti dari Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Galuh Octania, menilai bahwa kekeringan yang diperkirakan berlangsung lebih lama akan berdampak pada sektor pertanian serta ketersediaan pangan di Indonesia.
Oleh karena itu, CIPS mengingatkan pentingnya melaksanakan berbagai upaya mitigasi bencana kekeringan secara lebih intensif.
“Kekeringan yang melanda Indonesia diproyeksikan berlangsung lebih lama dari waktu yang biasanya. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa musim hujan yang biasanya berlangsung mulai awal bulan Oktober akan mengalami pemunduran selama beberapa minggu. Tentunya hal ini tidak akan sama terjadi pada semua wilayah,” ujarnya di Jakarta semalam, Selasa (20/08/2019).
Ia mengemukakan bahwa tim mitigasi kekeringan yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian harus bekerja dengan semaksimal mungkin.
“Segala aspek harus dilihat karena kekeringan selain membuat gagal panen tanaman, juga membuat potensi munculnya penyakit-penyakit tanaman yang ditakutkan akan terus menular nantinya. Hal ini tentu akan berdampak pada berkurangnya produksi tanaman pangan,” ujarnya kutip INI-Net, Rabu (21/08/2019).
Selain itu, disebutkan, ketersediaan pangan yang menipis juga berpotensi mempengaruhi tingkat harga pangan terutama kebutuhan pokok rumah tangga, yang juga akan berdampak kepada pemenuhan gizi anak pada suatu keluarga.
Kekeringan dinilai bakal berpotensi berimbas kepada produksi daerah penghasil pangan di banyak wilayah di Indonesia.
Untuk mengatasi kekeringan dalam jangka waktu dekat, perlu ada langkah yang konkret. Misalnya, mengalirkan sumber air buatan ke wilayah-wilayah yang terkena dampak kekeringan paling parah dan berpotensi gagal panen.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian menyatakan bahwa kekeringan yang melanda areal sawah di berbagai daerah pada musim kemarau bisa diatasi dengan pompanisasi dan pembuatan embung air.
“Kita masih mencari solusi. Tapi untuk sementara ini, bisa dengan pompanisasi dan pembuatan embung air,” ujar Dirjen Prasarana dan Sarana Kementan, Sarwo Edhi, saat meninjau sawah kekeringan di Purwakarta, Rabu (24/07/2019).
Untuk pompanisasi, selama tiga tahun terakhir pemerintah pusat telah menyalurkan bantuan 100 ribu mesin pompa di seluruh Indonesia.
Pada tahun 2019 ini, menurut Sarwo, sudah ada sekitar 20 ribu permohonan bantuan pompanisasi. Selain itu, banyak pula petani yang meminta bantuan selang air sepanjang 7.390 meter.*