Hidayatullah.com–Kasus video mesum yang marak dilakukan pelajar akhir-akhir ini karena tidak ada sanksi sosial bagi para pelaku. Juga tidak ada kebijakan tegas dari pemerintah untuk menindak aksi pornografi dan pornoaksi.
Ketua MUI Provinsi Sumsel, H Sodikun mengatakan, realita kondisi sosial di Indonesia saat ini sudah sangat memperihatinkan. Pasalnya, pelaku asusila tidak diberikan sanksi sosial, seperti contoh kasus mesum artis ibukota Ariel dengan Luna Maya dan Cut Tari.
“Setelah bebas dari penjara, Ariel tidak mendapatkan sanksi sosial. Bahkan lebih parahnya lagi tetap disanjung-sanjung dan tampil lagi di televisi. Akhirnya para remaja kemudian mencontoh perbuatan mesum, karena tidak ada sanski sosial,” ujarnya.
Sodikun menjelaskan, hubungan pergaulan para artis juga menjadi contoh kurang baik. Sebagai contoh, ketika Anang dan Ashanty berpacaran, mereka tidak malu mempertontonkan kemesraan dengan cara berpelukan dan berpegangan tangan. Ini tentu dicontoh oleh para generasi saat ini.
“Para selebritis seharusnya memberikan contoh yang baik. Tapi ini malah sebaliknya, mereka memberikan contoh seolah-olah berpelukan dan berpegangan tangan adalah hal yang biasa. Sehingga para remaja sekarang meniru hal tersebut. Padahal perbuatan asusila bermula dari berpelukan, berciuman, dan bermesraan,” bebernya, dilansir laman Riau Post, Minggu (6/1/2012).
Selain itu, sambungnya, sampai saat ini belum ada keseriusan dari pemerintah menindaktegas pelaku aksi pornografi dan pornoaksi. Contohnya saat ini sangat mudah dijumpai penjualan majalah-majalah yang memajang foto yang tidak berbusana serta film-film porno.
“Masyarakat terutama remaja bisa dengan mudah memperoleh gambar-gambar porno dan film porno di tempat-tempat tertentu. Selain itu, akses internet untuk mengakses film porno juga masih bisa didapat. Hal tersebut dibiarkan oleh pemerintah. Padahal ini juga yang membuat aksi asusila marak di kalangan remaja,” kata Sodikun.
Dia menambahkan, penyebab lain yang membuat makin maraknya kasus asusila adalah orang tua kurang memberikan pendidikan agama, sementara pelajaran agama di sekolah juga masih minim.
“Kurangnya ilmu agama dan pengawasan dari pemerintah yang kurang inilah juga menjadi pemicu maraknya kasus asusila,” tandasnya.
Sementara itu, Kasubag Humas Kemenag Provinsi Sumsel, Saefudi Latief menambahkan, pihaknya prihatin atas kasus video mesum yang marak di kalangan remaja. Hal tersebut menjadi tanggung jawab semua pihak yakni guru, ulama, orang tua, dan pemerintah.
“Ini akan terus terjadi jika tidak ada peran serta dari semua pihak untuk meminimalisasi perbuatan asusila tersebut. Namun peran orang tua sangat besar, karena anak lebih banyak di bawah pengawasan orang tua dibandingkan guru,” paparnya.
Menurutnya, perbuatan asusila marak terjadi, karena tidak ada sanksi sosial dari masyarakat terhadap pelaku perbuatan asusila. “Ada beberapa artis yang terlibat kasus video mesum, tapi mereka tetap diidolakan, bukan dikucilkan. Ini juga salah satu contoh yang kurang baik. Sehingga pelajar tidak takut lagi melakukan perbuatan asusila,” pungkasnya.*