Hidayatullah.com–Anggota Komisi X bidang Pendidikan DPR RI, Ahmad Zainudddin sangat menyesalkan ulah dari sekelompok siswi SMA asal Tolitoli yang mempermainkan gerakan shalat dan telah beredar di dunia maya.
“Apapun alasan dan motif dari kelakuan para siswi tersebut tidak dapat ditolerir, karena sudah mencederai masalah prinsip dalam Islam,” demikian ujar anggota dewan dari Fraksi PKS dalam rilinya menanggapi kasus merebaknya video unggahan siswa yang beredar di media Youtube baru-baru ini.
Seperti diketahui, sebuah tayangan video di laman Youtube berjudul “Kelakuan Siswa SMA 2 Tolitoli” telah mengagetkan masyarakat Muslim Indonesia.
Aksi para siswi yang diketahui berasal dari SMA Negeri 2 Tolitoli yang terletak di Desa Tambun, Kabupaten Tolitoli, Provinsi Sulawesi Tengah telah diunggah di internet dalam sebuah aksi yang tak lazim. Mereka bergurau mempermainkan gerakan shalat dengan tarian yang diiringi music dan joget-joget yang dilakukan dalam kelas.
Menurut Zainuddin, kejadian ini mengindikasikan lemahnya pendidikan akhlak yang ada di sekolah.
“Di tengah gencarnya perkembangan teknologi informasi, seharusnya pendidikan di sekolah mampu untuk meminimalisir dampak negatif dari era globalisasi tersebut. Perkembangan teknologi informasi harusnya diarahkan untuk hal-hal yang baik, bukan justru digunakan untuk menghinakan martabat bangsa,” jelasnya.
Di sisi lain ia mengungkapkan bahwa selain sekolah, peran orangtua dan para ulama sangat penting artinya dalam mengarahkan putra-putri generasi penerus bangsa agar memiliki akhlak dan karakter mulia.
“Ini adalah tugas kita bersama untuk mencegah perilaku-perilaku negatif bagi lingkungan masyarakat kita,” ujarnya.
Ia mendesak pihak sekolah untuk memberikan sanksi yang kelompok siswi yang terlibat dalam kejadian tersebut.
“Jika tidak, maka hal tersebut dikhawatirkan akan menjadi contoh bagi siswa lain untuk melakukan hal yang serupa,” tambah Zainuddin.
Untuk itu politisi dari dapil DKI 1 Jakarta Timur ini meminta kepada pemerintah yang dalam hal ini Kemendikbud agar serius dalam membangun moral generasi bangsa dengan merealisasikan pendidikan karakter secara nyata di sekolah.
“Jangan hanya sebatas pada tataran konsep saja, akan tetapi harus benar-benar di lakukan dalam proses pembelajaran di sekolah,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala SMAN 2 Tolitoli Muallimin kepada hidayatullah.com via telepon, Rabu (17/o4/2013) mengatakan, dalam rapat sekolah, para murid yang semuanya Muslimah ini dijatuhi sanksi keras berupa pengeluaran dari SMAN 2.
“Sebagai bentuk keprihatinan, saya buktikan dengan pemecatan. Meskipun ada yang minta (para pelaku) diikutkan Ujian Nasional,” imbuh Muallimin.*