Hidayatullah.com—Situasi panas di Mesir rupanya juga berimbas di tanah air. Akun jejaring sosial di Indonesia juga dipenuti banjir pernyataan, baik bernada simpati bahkan kecaman.
Mantan Hakim Konstitusi Prof Dr Mahfud MD dalam akun twitter nya meminta pemerintah bisa bertindak lebih tegas dan realitisk.
“Indonesia perlu lakukan langkah2 yg lbh konkret utk menghentikan pembantaian di Mesir. Tak cukup membuat pernyataan. Ini soal nyawa menusia,” ujar mantan Menteri Pertahanan RI (2000-2001), di akun twitter nya @mohmahfudmd.
Sementara Ustad Yusuf Mansur dalam akunnya @Yusuf_Mansur mengajak kaum Muslim Indonesia tak menyebut yang meninggal oleh serangan militer sebagai mati konyol.
“Jgn ada yg blg muslim mesir ikhwanul muslirmin mati konyol. Menyakitkan,” ujar Yusuf Manyur.
Sementara itu, penulis produtif Dr Adian Husaini dalam akun twitter nya mengajak merenungi pembantaian di Mesir dengan merujuk al-Quran dan mengajak berdoa.
“Pembantaian pejuangIslam di Mesir jd pljaran, renungi QS 8:60, agar umat Islam mengrahkan sluruh potensinya utk mnggetarkan musuh2 Allah…”
“Putri petinggi IkhwanulMuslimin,17th, tewas ditembak tentara Mesir… peristiwa ini jelas pembantaian,bkn bentrokan,spt ditulis bbrp media.”
“Allaahummanshuril mujaahidiina fi Mishra, wa fii kulli zaman, wa fii kulli makaan….Allaahumma amiiin…,” ujar Adian Husaini @husainiadian.
“Kudeta&pembantaian pejuang Islam Mesir jg jd bumerang bg Barat&liberal krn mjd bukti kebohongan&kemunafikan mrk ttg demokrasi.AllahuAkbar!,” tulis Adian Husaini.
Sementara Presiden RI Susilo B. Yudhoyono, dalam akun resminya @SBYudhoyono terkesan lebih kalem.
“Situasi di Mesir makin memprihatinkan. Korban jiwa mulai berjatuhan. Indonesia berharap, keadaan tidak memburuk,’ tulis SBY.
KH. A. Mustofa Bisri atau lebih sering dipanggil dengan Gus Mus dalam akun twitter @gusmusgusmu menulis, “Mesir pun terbakar. Negeri seribu menara itu terbakar dan bersimbah darah. Ya Allah rahmatilah saudara2 kami di Mesir,” tulis pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin, dan yang juga Rais Syuriah PBNU ini.
Berbeda dengan mertuanya yang jauh lebih simpatik, Ulil Abshar Abdalla dalam akun @ulil justru menghawatirkan kasus Mesir melahirkan gerakan teror.
“Yg harus dicegah, Mesir jangan sampai menjadi ladang permainan kaum irhabi (teroris) pengikut Osamah. Tendensi ke sana sdh ada,” tulis politisi Partai Demokrat yang dikenal pentolan Islam Liberal Indonesia ini.
“Orang Jawa punya istilah yg bagus untuk menggambarkan perang antara militer dan Ikhwan ini: “padha dene”. Sama2 koepeg!.”
“Tindakan Militer skg ini, dari sudut kemanusiaan, jelas salah. Tp lihat jg sudut lainnya: yaitu provokasi Ikhwan,” tulis Ulil.
“Pemberangusan militer atas demo2 Ikhwan di Mesir skg sdh pasti jadi makanan “empuk” aktivis2 PKS untuk menggaet simpati di sini,” lanjut Ulil.*