Hidayatullah.com—Awal tahun baru diharapkan ada suasana baru, namun kenyataannya tidak. Ahad (01/10/2012) pagi ini, warga masyarakat yang berdekatan dengan GKI Yasmin di Bogor sempat tersinggung.
Pasalnya, masyarakat sekitar menemukan sebuah tulisan di stiker yang dinilai memprovokasi warga.
Sebuah stiker bertuliskan, “Kami butuh Islam yang ramah, bukan yang marah,” ditemukan sedang menempel di salah satu kendaraan milik jemaat GKI Yasmin yang di parkir disekitar kerumunan warga.
Melihat stiker itu, kontan saja warga tidak terima. Salah satu di antaranya adalah Ustadz Abdul Halim, warga setempat.
Sebelum ini, menuru Abul Hali, warga juga dikejutkan dengan pernyataan
Bona Sigalingging, selaku Jurubicara GKI saat diwawancarai sebuah media dengan mengatakan, bahwa mereka dilarang ibadah karena Walikota didekati oleh kelompok-kelompok intoleran. Padahal, kenyataanya bertolak belakang dengan yang ada.
Menurut, Ahmad Iman, warga setempat yang juga Ketua Forum Komunikasi Muslim Indonesia (Forkami) menilai, opini-opini bias seperti sering kali dikeluarkan dan membuat warga setempat kecewa.
“Inilah yang selama ini mereka ciptakan, dibuat opini seolah-olah mereka dilarang ibadah, umat Islam tidak toleran, umat Islam anarkis, padahal faktanya selama 5 tahun ini kita masyarakat Muslim di sini terbukti tidak anarkis, merekalah yang anarkis dengan melawan hukum,” ujarnya.
Selanjutnya Ahmad Iman meminta agar jemaat GKI Yasmi bersifat jujur dan bijaksana.
“Kalau mau ibadah, ibadahlah di tempat semestinya. Mereka sudah punya gereja di Jl. Pengadilan yang letaknya tidak jauh dari sini, dan Pemkot-pun sudah memberikan solusi tempat lain jika memang mereka mau ibadah, tapi mengapa terus ngotot ingin provokasi kami setiap minggu di sini,” tambahnya.
Meski warga banyak menemukan kekecewaan dan kejanggalan atas sengkarut GKI Yasmin ini, Ahmad Iman tak ingin warga sekitar terpancing, Ia bahkan tetap berharap aparat bisa menyelesaian masalah ini.
“Aparat harus tanggap menyelesaikan para pelanggar hukum itu, dan jangan sampai ke depan mereka muncul, terus memprovokasi umat Muslim lagi,” ujarnya.
Apa yang dirasakan Ahmad Iman juga dirasakan Abdul Halim. Menurutnya, selama ini, setiap Ahad, jemaat selalu datang untuk alasan beribadah. Namun kesannya untuk membuat opini. Sebab menurutnya mereka hanya datang sebentar, sembari orasi dan tiba-tiba sudah banyak wartawan yang datang.
Meski demikian, warga masih tetap bersabar dan mengawal kasus ini di ranah hukum.
“Kalau mau menuruti massa, bisa saja mereka diusir, tapi itu hanya akan mengotori tangan kita. Biarkan saja aparat yang berwenang untuk menyelesaikannya,” ujar Abdul Halim.
Seperti diketahui, Pemerintah Kota Bogor sebenarnya sudah menyediakan solusi tempat di gedung Harmoni untuk GKI Yasmin beribadah. Bahkan tempat baru tersebut ber-AC dan di sebuah gedung megah. Entah mengapa sampai saat ini GKI Yasmin tetap menolat dan ngotot mau ibadah di trotoar jalan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Selain itu, sampai hari ini, warga masih tetap meyakini, masalah Yasmin karena adanya pemalsuan tanda tangan dalam proses izin pendirian bangunan yang akhirnya digugat sejumlah organisasi massa Islam di Kota Bogor.
Bagaimanapun, warga setempat, menurut Ahmad Iman, juga ingin ada penyelesaian yang baik dan bijak, agar tak ada kesan warga melarang orang beribadah. Hanya saja yang membuat Ahmad Iman bertanya, “Jika memang mereka mau ibadah, jika memang mereka mau melakukan kebaikan, kenapa harus di awali dengan ketidakjujuran ?”*/s.falah
Keterangan: stiker yang mengundang kecewa warga