Hidayatullah.com– Yayasan Wakaf Al-Qur’an Suara Hidayatullah (YWASH) menebar kembali al-Qur’an dan terjemahannya. Kali ini dua sasaran dakwah yang ditarget, Kampung Leuwi Melang dan Kampung Seni-Budaya (KSB), Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Sebanyak 200 eksemplar al-Qur’an diangkut YWASH dari Jakarta pada Jumat (30/8/2013) pagi. Tiba di Bandung pada siang harinya, 2 orang tim YWASH dibantu 2 personel Kelompok Media Hidayatullah (KMH) langsung menyerahkan 100 eksemplar di Leuwi Melang, RT 02 RW 06 Desa Cangkuang Wetan, Kecamatan Dayeuh Kolot, Bandung.
100 eksemplar al-Qur’an lainnya diperuntukkan umat Islam di Komplek Karya Swadaya, RT 05 RT 04, Kelurahan Jelekong, Kecamatan Baleendah atau disebut KSB Jelekong.
Secara simbolis, serah terima al-Qur’an tersebut diserahkan staf YWASH Muryanto kepada tokoh umat Islam KSB Ustadz Rakhmat Hidayat di depan Masjid Al-Ikhlash Jelekong.
Serah terima ini disaksikan aktivis Masjid Al-Iman, Leuwi Melang, Bapak Dana Karmana, pengurus DKM Al-Ikhlash Budi Suprapto dan puluhan perwakilan masyarakat.
Rakhmat mewakili penerima wakaf menyampaikan kesyukurannya kepada Allah atas bantuan wakaf melalui YWASH.
“Saya ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kalian semua terus bersatu dan istiqomah. Mudah-mudahan ini al-Qur’an dipakai tiap hari oleh kaum Muslimin, khususnya masjid saya,” ujarnya di depan tim YWASH-KMH.
Untuk para donatur, dia berharap, agar al-Qur’an wakaf tersebut menjadi amal jariyah di dunia dan akhirat.
Sejumlah ibu-ibu jamaah Masjid Al-Ikhlash pun mengaku senang atas penyerahan ini.
“Bangga sekali, bahagia dapat al-Qur’an baru,” ujar salah seorang ibu kepada hidayatullah.com tanpa menyebut namanya.
“Insya Allah lebih bermanfaat, (apalagi) ada terjemahnya,” timpal ibu lainnya sebelum mengikuti pengajian rutin tiap sore di masjid.
Islam di KSB
Kegiatan dakwah di KSB cukup subur. Para remaja sekolah pun aktif mengikuti pengajian yang diadakan Rakhmat. Masjid Al-Ikhlash memang menjadi salah satu pusat dakwah di tempat ini.
Tantangan dakwah Rakhmat dan kawan-kawan juga tak ringan. Gempuran berbagai aliran kepercayaan dan Kristenisasi juga tak henti, termasuk budaya perdukunan.
“Tapi sekarang alhamdulillah (perdukunan) mulai berkurang dan tidak ada kadernya. Kalau mubaligh banyak kadernya,” terang Budi dibenarkan Rakhmat.
Saat tim YWASH-KMH hendak meninggalkan lokasi pada Jumat sore, pengajian ibu-ibu mulai digelar oleh Rakhmat. Al-Qur’an wakaf yang baru saja dibagi-bagikan terlihat sudah dipakai para jamaah.
Menurut Rakhmat, sebutan KSB Jelekong disematkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung. Di kampung ini, berbagai jenis seni digalakkan masyarakat.
“Dulu seninya pencak (silat) dan wayang golek. Sekarang seni lukis, seni padalangan, hampir semua seni,” ujar Rakhmat yang juga aktivis dakwah Persatuan Islam (Persis).
Pantauan hidayatullah.com di sepanjang jalan utama kampung ini, banyak rumah yang memajang berbagai hasil karya seni. Di antaranya lukisan dan kaligrafi.
Staf YWASH lainnya, Mamik Hidayat, kepada warga setempat berjanji akan berbuat lebih baik lagi untuk umat.*