Hidayatullah.com–Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Indonesia menyebutkan setidaknya ada 84 laporan pornografi dan pornoaksi yang masuk ke KPAI selama Oktober 2013. Seluruhnya dilakukan oleh anak-anak dari kalangan pelajar di bawah umur, khususnya di Jakarta.
Melihat data tersebut Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait merasa miris dan mendesak seluruh orangtua aktif mendampingi anak-anak mereka.
“Data data itu sangat menakutkan. Harus diantisipasi kalau ada anak remaja kita punya pemahaman dan perilaku seperti itu bahkan menjadi korban,” kata Arist dalam kepada hidayatullah.com, Kamis (14/11/2013).
Sebelumnya Divisi Pengawasan KPAI, Muhammad Ihsan, menuturkan ada 84 laporan pornografi dan pornoaksi yang masuk ke KPAI selama Oktober 2013. Laporan-laporan tersebut terdiri dari pergaulan seks bebas dan kepemilikan media pornografi.
Disebutkan KPAI ada tiga faktor besar yang menyebabkan angka tersebut tinggi yaitu pengaruh teknologi informasi, pergaulan bebas, dan lemahnya pengawasan dari lembaga keluarga dan lembaga pendidikan.
Arist Merdeka Sirait mendesak para orantua untuk membuka mata atas fakta-fakta tersebut. Kata dia, untuk saat ini tidak bisa lagi orangtua hanya mengandalkan kehendak atau opininya sendiri dalam membina anak-anaknya.
“Orangtua harus memberikan perhatian terhadap tumbuh kembang anak baik dalam lingkungan rumah, sosial, maupun lingkungan sekolah,” imbuhnya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Lingkungan sekolah, lanjut Arist, punya tanggungjawab dalam memantau tumbuh kembang anak agar tidak terpapar pengaruh negatif 3 pemicu tersebut. Sekolah bukan sekedar memberikan kecerdasan ineteltual.
Selain orangtua, lingkungan sekolah dinilai Arist bertanggungjawab juga memberikan pemahaman dan pengetahuan yang cukup bagaimana mengantisipasi agar anak tidak menjadi korban kejahatan seksual.
“Orangtua sebagai garda terdepan juga harus melakukan hal yang sama,” ujarnya.*