Hidayatullah.com–Konferensi Imam Besar Masjid Dunia yang berlangsung di Pekanbaru sejak 2-6 Desember 2013 menghasilkan beberapa kesepakatan.
Beberapa di antaranya, terbentuknya Majelis Imam Se-Dunia dengan sekretariat di Pekanbaru, Provinsi Riau.
Selain itu, juga disepakati bahasa Melayu (Indonesia) sebagai bahasa utama dari tiga bahasa resmi majelis tersebut. Adapun dua bahasa lainnya adalah Bahasa Arab dan Inggris.
Melalui kesepakatan itu, diharapkan dari Riau akan terus terbangun konsolidasi dan solidnya para imam negara-negara Islam demi perkembangan dunia Islam dalam membangun peradaban umat. Bahkan, Ketua Panitia Konferensi Prof Dr Ir Tengku Dahril MSc yang merupakan Kepala Balitbang Provinsi Riau didaulat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Imam Sedunia selama lima tahun mendatang.
‘’Semua setuju dibentuk Majelis Imam Sedunia dengan sekretariat di Pekanbaru dan saya sendiri selaku Sekjen. Lalu dibentuk dewan pertimbangan dari lima negara yang mewakili tiga benua. Juga dipakai tiga bahasa persatuan, dengan bahasa utama adalah Bahasa Melayu, Indonesia. Ini tentu sangat membanggakan,’’ papar Tengku Dahril, seperti diberitakan Riau Pos, Jumat (6/12/2013).
Kegiatan yang ditutup secara resmi oleh Sekdaprov Riau Zaini Ismail tersebut juga dilakukan penandatanganan oleh 12 imam, yakni imam Abdul Kadir Ahzab (Pakistan), Syeikh Abdul Rajib Alhaji M Soleh (Brunei Darussalam), Syeikh Toyib Bin Alhadi Bin Ahmad Bin Ghuzzi (Tunisia), Syeikh Abdul Hakim Basyir Muhammad (Singapura), Syeikh Bai Niang (Senegal), Syeikh Husein Ghazi Husin (Irak), Syeikh Jalsidqi (Prancis), Syeikh Abdul Karim Anis Zurba (Palestina), dan Syeikh Hazaruddin bin Baharuddin (Malaysia).
Lebih lanjut, Tengku Dahril mengatakan, lima negara yang menjadi dewan pertimbangan tersebut adalah Kuwait dan Pakistan (mewakili Asia), Senegal dan Afrika Selatan (Afrika), dan Prancis (Eropa). Sedangkan benua Amerika dan Australia rencananya pada pertemuan berikutnya akan bergabung.
Tengku Dahril mengatakan, program kerja akan disusun sesuai dengan investasi keuangan dan akan diserahkan ke Riau untuk tahap pertama yang ditunjuk sebagai pimpinan.
‘’Momentum ini harus dipertahankan. Dan program kerja kita yang jelas meningkatkan peranan imam itu agar dapat menjalankan fungsinya dalam menumbuhkan peradaban umat muslim di dunia,’’ sambungnya.
Sekdaprov Riau Zaini Ismail menyambut baik kegiatan ini karena dapat mewujudkan pembangunan peradaban umat muslim.
‘’Banyak pemikiran-pemikiran dalam membangun peradaban Riau agar bisa mendukung Visi Riau 2020. Melalui kegiatan ini kita yakin, dunia dapat dibangun dari majelis ini,’’ harapnya.
Penutupan pada Kamis (5/12/2013) malam diisi penayangan video tentang Provinsi Riau, penandatanganan kesepakatan, dan ditutup dengan penyerahan cenderamata. Jumat (6/12) seluruh peserta mengikuti wisata ke Kabupaten Siak.*