Hidayatullah.com—Dominasi pengaruh Syiah berbareangan dengan invasi Amerika dan sekutunya di Iraq belakangan memunculkan kesadaran dalam diri kaum Muslimin Sunni untuk kembali berjuang melalui jalur politik.
Demikian disampaikan Dr. Ahmed Mahjoub Jubouri, salahsatu peserta International Conference on Islamic Media asal Iraq yang diselenggarakan oleh Robithah Alam Islamy dalam kunjungannya ke Kantor Dewan Da’wah minggu lalu.
Karena kaum Sunni sudah lama meninggalkan jalur politik,membuat berbagai struktur pemerintahan di departemen-departemen di Iraq sudah dikuasai penuh oleh Syi’ah, sehingga orang Sunni mengalami kesulitan untuk kembali masuk ke pemerintahan.
“Dari mulai bidang militer, kehakiman dan media mereka (orang Syi’ah) kuasai,” jelasnya.
“Begitu juga di bidang kehakiman, orang-orang Syi’ah banyak memutuskan perkara seenak mereka. Sehingga setiap pekan ada ratusan orang Sunni yang dijatuhi hukuman mati,” tambahnya.
Begitu juga media yang sepenuhnya sudah dikuasai mereka. Semua acara yang ditayangkan merupakan acara model syi’ah. “Bahkan Adzan pun, sudah adzan model Syi’ah,” terangnya
Selain itu, salah satu pembohongan publik melalui media yang dilakukan oleh orang-orang Syi’ah adalah adanya klaim bahwa mayoritas masyarakat Iraq adalah Syi’ah.
“Padahal sesungguhnya mayoritas adalah Sunni. Orang Syi’ah paling banyak 38% saja,” lanjutnya.
Hal tersebut mereka simpulkan karena membagi masyarakat Iraq ke dalam tiga kelompok, yaitu Sunni, Syi’ah dan Kurdi. Padahal orang Kurdi adalah orang Sunni juga. Untuk meminimalisir hal tersebut, pihak Sunni terakhir memiliki dua Chanel TV, namun akhirnya dilarang oleh pemerintahan Syi’ah.
“Meskipun demikian, kita (Sunni) masih ada media Sunni tapi disiarkan dari luar Iraq,” ujarnya.
Dalam mengakhiri pertemuannya, Dr. Jubouri berpesan kepada masyarakat Sunni yang berada di Indonesia.
Pertama, jangan sampai kita tertipu oleh orang-orang Syi’ah meskipun pada awalnya mereka mengajak untuk bersatu, sebab nanti ketika ada kesempatan mereka tidak segan-segan membantai orang-orang Sunni.
“Kedua, Meskipun keadaan di Iraq sudah seperti itu, tapi kami tidak putus asa, kami isiqomah dan terus berjuang melawan mereka,” pungkasnya.
Ia berharap dalam Pemilu yang akan dilaksanakan empat bulan ke depan ada perubahan yang lebih baik bagi kaum Muslimin Sunni.*/Ruslan, Jakarta