Hidayatullah.com–Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 membuktikan partai Islam masih kuat dan menjadi faktor berpengaruh. Setidaknya ini disampaikan Direktur Eksekutif IndoStrategi Andar Nubowo.
Menurutnya, Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014 kali ini merupakan pukulan telak bagi PDIP dan Golkar. Dari data yang ditunjukkan hasil hitung cepat (quick count), bahwa momen tahun ini justru menjadi kemenangan partai-partai Islam.
“Tidak seperti yang diprediksi survei-survei sebelumnya yang tempatkan partai-partai Islam dengan sekitar 2-3 % raihan suara,” kata Andar dalam keterangan tertulisnya kepada media, Rabu (09/04/2014).
Andar menyebut, survei dari berbagai lembaga sebelumnya menilai partai-partai Islam bakal menuju ‘kematian’. Faktanya, dari perolehan suara berdasarkan hitung cepat, perolehan suara partai Islam justru cenderung stabil bahkan mengalami peningkatan.
Hasil yang diraih beberapa partai Islam, sambung Andar, dikarenakan basis dukungan massa Islam tradisionalis masih cukup solid.
“Partai Islam (PKS, PKB, PAN, dan PPP) kini menjadi partai tengah yang bakal diperebutkan oleh PDIP, PG, dan Gerindra untuk berkoalisi dalam Pilpres,” ungkapnya.
Andar memaparkan, partai Islam dapat membangun kekuatan dengan berkoalisi semacam Poros Tengah dengan suara 29 persen untuk memunculkan tokoh yang diusung dalam Capres dan Cawapres.
“Apalagi, jika partai nasionalis relijius seperti PG, PD, dan Hanura bergabung, koalisi ini bakal menjadi koalisi kuat dan potensial memenangkan Pilpres,” ujarnya.
Menurut dia, jika tidak tercipta koalisi Poros Tengah, PG, Gerindra, atau PD bisa sama-sama bersaing dengan PDIP dalam mengajak salah satu atau dua partai Islam untuk berkoalisi.
Senada dengan itu, Presiden PKS Anis Matta menilai, jika merujuk pada hasil quick count sementara internalnya, PKS melihat tak ada partai yang benar-benar dominan dalam perolehan suara. Malah sekarang bermunculan partai menengah. Ini menurutnya akan berimbas pada pencapresan.
Anis Matta memprediksi akan ada empat pasangan capres dan cawapres yang diajukan oleh para parpol lewat koalisi. Perolehan suara yang merata dan tak ada yang mendominasi membuat sejumlah partai berani mengusulkan capresnya sendiri.
PKS sendiri akan memastikan koalisi sesudah hasil Pileg keluar. Anis mengucapkan partainya akan ikut koalisi yang ada.
“PKS pasti akan ikut dalam koalisi yang ada. Tapi kita belum punya gambaran,” ucapnya.
Anis memprediksi, nantinya tidak akan ada koalisi besar dengan satu partai dominan. Yang ada yaitu koalisi kecil-kecil diisi partai-partai yang masih berkeinginan mengajukan capresnya.