Hidayatullah.com–Saat ini konflik agama di Afrika Tengah masih terus terjadi. Lebih dari 23.000 penduduk Muslim harus mengungsi di Kamerun, Chad, dan utara Afrika Tengah.
Guna membantu meringankan beban pengungsi Muslim, Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengirim tim ke Afrika Tengah, Jumat (30/5/2014) malam.
Tim yang diketuai Yusnirsyah Sirin ini akan mendistribusikan bantuan kemanusiaan untuk pengungsi di Chad, Kamerun, dan CAR.
“Tim Global Humanitarian Response (GHR) ACT melakukan assessment dan distribusi bantuan untuk pengungsi. Semua tergantung kebutuhan pengungsi di sana,” kata Yusnirsyah dalam rilis yang diterima hidayatullah.com, Jumat (30/5/2014) malam.
Yusnirsyah mengatakan, fokus utama tim GHR akan di Chad karena pengungsi Afrika Tengah paling banyak ada di negara tersebut. Sampai saat ini kondisi pengungsi di Afrika Tengah makin memprihatinkan.
“Mohon doa agar ACT diberi kekuatan dan kelancaran dalam menyalurkan bantuan donatur sebagai solusi bagi korban bencana kelaparan, kemiskinan, dan kezaliman di penjuru dunia. Mari bersama memberi bantuan terbaik kita, saat ini juga demi menyelamatkan nyawa saudara kita,” kata dia.
Presiden ACT Ahyudin mengungkapkan, eskalasi krisis kemanusiaan global telah menjadi bahan perbincangan dan pernyataan sikap badan dunia termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa. Namun, hal itu masih belum cukup.
“Sikap dalam bentuk statemen belum sukses mengerem laju penderitaan muslim di berbagai negara. Perlu sikap lebih tegas dari elemen kemanusiaan dunia,” kata Ahyudin tegas.
Sebagai negeri berpenduduk Muslim terbesar dunia, bangsa Indonesia tak berlebihan mengajak seluruh dunia peduli, apapun agamanya. Jangan sampai dunia basa-basi apalagi tak bersikap tegas karena penyandang krisis kemanusiaan itu Muslim.
“Indonesia tak bisa bersikap sekali-sekali. Kebaikan itu tuntas, bukan sekali-sekali menolong dan bersuara, tapi kemudian tak ada langkah nyata. Buktikan kita benar-benar konsisten sebagai manusia yang baik dan bangsa yang baik. Mari kita raih kemuliaan dengan cara memuliakan orang yang menderita, di mana pun,” tegas Ahyudin.*