Hidayatullah.com–Dua alasan yang sering dijadikan alasan alias penyakit penulis muda, khususnya anggota Forum Lingkar Pena (FLP), pertama sibuk kuliah. Kedua, alasan sibuk bekerja.
“Semoga FLP Surabaya menjadi nerakanya para penulis dan surganya bagi para pembaca,” demikian disampaikan Maulana Malik Ibrahim, selaku Ketua FLP Surabaya saat memberikan sambutan dalam forum silaturahmi anggota baru di kantor Yayasan Bina Qolam Jalan Bengawan 2A Surabaya.
Berkaitan dengan dua hal di atas menurut Baim, demikian sapaan akrab Maulana Malik Ibrahim, FLP menjadi nerakanya penulis maksudnya dengan adanya FLP para penulis bisa meningkatkan kualitas tulisannya supaya mampu bersaing dengan penulis berkualitas lainnya.
Sedangkan FLP menjadi surganya pembaca maksudnya dengan adanya tulisan yang berkualitas dari penulis FLP nantinya bisa menghadirkan surga bagi pembaca.
Ada tiga kata yang mendasarari dibentuknya FLP Surabaya yakni berbakti, berkarya dan berarti (dari karya yang kita tulis).
Sementara itu, M. Noevil Bastian, Wakil Ketua FLP Surabaya, mengutip kembali perkatan Elvi Rosiana pemrakasa terbentuknya FLP. Bahwa kelahiran lembaga ini tidak sekedar menulis.
“Tidak hanya sekedar melahirkan penulis yang bisa menghasilkan karya terus diterbitkan begitu saja,” ujarnya.
Acara silaturrahmi ini dihadiri oleh mahasiswa dari beragam kampus di Surabaya, seperti Unesa, ITS, Ubaya, UIN Sunan Ampel dan STAI Luqman al-Hakim.
Sementara itu Retno salah satu anggota senior FLP Surabaya mangatakan FLP bisa dijadikan ajang dakwah di dunia tulis-menulis.
“Mari bersama FLP Surabaya kita berdakwah melalui tulisan,” ajak Retno kepada anggota baru sebelum mengakhiri perkenalan jati dirinya.*/Achmad Fazeri (Surabaya)