Hidayatullah.com — Tokoh muslim asal Papua, M Zaaf Fadzlan Rabbani Al-Garamatan, memimpin Tim Pencari Fakta (TPF) Komisi Umat untuk Tolikara.
Tim ini dibentuk guna membantu pengungkapan dan pembangunan kembali bangunan tempat ibadah, ruko, kios, dan tempat tinggal yang hangus akibat ulah kelompok intoleran di Tolikara, Papua.
“Tim pencari fakta langsung dikirim hari ini,” kata juru bicara Komite Umat untuk Tolikara, Mustofa B. Nahrawardaya Mustofa, dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa (21/07/2015).
Tim Pencari Fakta hari ini, diberangkatkan ke Pulau Cendrawasih itu bersama 7 anggota tim dari berbagai latar belakang ilmu.
Sesuai rencana, sesampai di TKP, seluruh anggota TPF akan melakukan beberapa tugas berat diantaranya menyusun kronologi sesuai aslinya.
Dijelaskan Mustofa, pemberangkatan TPF ke Papua adalah salah satu program kerja dari Komite Umat untuk Tolikara Papua (Komat Tolikara) yang telah terbentuk pada 19 Juli 2015 di Jakarta.
Komite ini sendiri tebentuk setelah terjadi pertemuan besar para Tokoh Nasional diantaranya Arifin Ilham, Yusuf Mansur, Hidayat Nurwahid, Prof Dr Didin Hafidhudin, Bahtiar Nasir, Aries Mufti, Muhammad Zaitun Rasmin, dan lain sebagainya. Pada pertemuan itu, para Tokoh sepakat menunjuk Bahtiar Nasir sebagai Ketua Harian Komite.
Sementara Muhammadi Zaitun Rasmin menjabat sebagai Wakil Ketua. Sementara, Didin Hafidhudin diangkat sebagai Ketua Dewan Syura, dan Arifin Ilham, Yusuf Mansur, Hidayat Nurwahid, Bahtiar Nasir, Aries Mufti, Bobby Herwibowo menjadi anggota Dewan Syura.
Nama lain diantaranya Haikal Hassan sebagai Sekretaris, Nur Effendi dan Irfan Syauqi Beik ditunjuk sebagai Bendahara. Sementara itu, Jeje Zaenuddin ditunjuk sebagai Tim Advokasi. Segudang tokoh bergabung dalam Komite diantaranya Ahmad Djuwaini, Arifin Purwakananta, Fahmi Salim, dan lain sebagainya.
Dalam Komite ini, Mustofa B. Nahrawardaya dan Adnin Armas ditunjuk sebagai Juru Bicara.
Dalam program lain, Komite bersama Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, BAZNAS (Badan Amal Zakat Nasional), Forum Zakat, dan lain-lain, sudah memulai mengumpulkan dana masayrakat untuk program pembangunan fisik dan non fisik di Tolikara.
Melalui Program bertagline “Damai Tolikara Damai Papua”, penggalangan dana ini diharapkan mendapat respon positif masyarakat luas agar pembangunan kembali Tolikara bisa segera dilakukan dalam waktu dekat.*