Hidayatullah.com–Presiden terpilih periode 2014-2019, Joko Widodo alias Jokowi, mengakui telah meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Hal itu disampaikannya langsung saat bertemu dengan SBY di Bali Rabu (27/08/2014) malam.
“Memang secara khusus, saya meminta kepada Presiden SBY untuk menekan defisit APBN dengan menaikkan harga BBM,” kata Jokowi di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (28/08/2014).
Tapi sayang, permintaan itu ditolak secara halus oleh SBY. Presiden RI ke-6 itu menilai saat ini bukan waktu yang tepat untuk menaikan harga BBM. “Kira-kira itu jawaban beliau,” ujar Jokowi.
Ia sendiri mengaku siap untuk menaikan harga BBM jika sudah memerintah nanti. Tapi Jokowi mengingatkan bahwa sampai pelantikan 20 Oktober nanti, seluruh kebijakan terkait pemerintah masih sepenuhnya jadi wewenang SBY.
“Kamu (wartawan) harus ngerti saya ini masih gubernur. Ini wilayahnya sekarang, wilayahnya beliau. Jangan tanya ke saya dong, ke pak SBY,” pungkas dikutip JPNN.
Pengamat anggaran publik Uchok Sky Khadafi menolak rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak. Dia menegaskan, saat ini pemerintah yang belum dilantik sedang mengambil ancang-ancang untuk menaikkan harga BBM
Menurutnya, siapapun pemerintah yang mencabut anggaran subsidi itu sama saja dengan anti rakyat.
“Dan sebentar lagi akan kualat dengan rakyat,” ungkap Uchok.
Sementara itu, Joko Widodo menegaskan dirinya siap menanggung resiko diprotes masyarakat atas kebijakan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
“Saya siap untuk tidak populer,” kata Jokowi kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (28/08/2014).*