Hidayatullah.com–Dalam berinteraksi, pria dan wanita yang bukan mahram perlu menjaga pandangan. Standar menjaga pandangan tersebut selaiknya dipertahankan dalam keseharian termasuk interaksi dengan khalayak.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi Seni Budaya MUI Pusat, Dr. Saiful Bahri. Alumni Universitas Al Azhar ini mengatakan, di Mesir, sikap waniata Mesir dengan laki-laki penjual sayur begitu leluasa. Ia bahkan tak canggung memandang langsung wajah si penjual dan tertawa lepas.
Berbeda halnya jika wanita itu berbicara pada Saiful atau pria lainnya di lingkungan Universitas Al Azhar, Mesir. Ia akan lebih banyak menundukkan kepala. Kalaupun harus bertatapan, pandangannya tidak langsung menuju mata. Demikian disampaikan Saiful dalam kajian tematik Aliansi Cinta Keluarga (AILA) Indonesia bertema “Harmonisasi Keluarga” di AQL Islamic Center, Jakarta, Senin (13/10/2014).
Ternyata, apa yang dilihatnya di negeri para Nabi itu juga tak jauh beda dengan yang terjadi di Indonesia.
Suami Nurbaiti M. Nur itu melihat ada salah kaprah dalam kasus ini.
Padahal, setiap pria maupun wanita wajib menjaga pandangan satu sama lain. Perlakuan yang sama juga diterapkan pada keseharian. Pada penjaja sayuran, supir bus, termasuk juga petugas keamanan, para wanita perlu menjaga pandangan. Hal yang sama juga dilakukan para pria.*