Hidayatullah.com–Mejelis Intelektual dan Ulama Muda (MIUMI) Aceh meminta UIN Ar Raniry tidak lagi mengirim dosen-dosennya belajar Islam di Barat.
“Meminta kepada rektor UIN Ar-Raniry untuk tidak mengizinkan dosennya belajar ilmu-ilmu keislaman (ilmu-ilmu syar’i) di negara-negara non muslim seperti Australia, China, korea dan negara-negara Barat. Mengingat negara-negara non muslim tersebut bukan tempat belajar ilmu-ilmu keislaman (ilmu-ilmu syar’i),“ ujar Ketua MIUMI Aceh,Muhammad Yusran Hadi, Lc., MA kepada hidayatullah.com, Jumat (09/01/2015).
Pernyataan ini disampaikan Muhammad Yusran Hadi menanggapi kasus yang menimpa Rosnida Sari, dosen mata kuliah studi gender dalam Islam pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Ar-Raniry, Aceh.
Wanita yang juga alumni Universitas Flinders Australia ini kini tengah menjadi pembicaraan warga Aceh sehubungan dengan ulanya membawa mahasiswanya ke gereja di Banda Aceh sebagai alasan bagian dari mata kuliah gender. [Baca: IKAT Ajak Dosen Yang Bawa Mahasiswa ke Gereja Bermuhasabah]
“Menyesalkan dan mengecam keras tindakan Rosnida Sari tersebut. Perbuatan ini tidak bisa ditolerir dan diterima dengan alasan apapun. Tindakannya ini merupakan upaya pemurtadan secara terselubung. Sama seperti cara kerja misionaris yang berusaha memurtadkan orang Islam,” ujarnya.
Menurutnya, tindakan Rosnida Sari ini telah menyakiti perasaan umat Islam, khususnya umat Islam di Aceh dan keluarga korban (mahasiswa). Begitu pula telah mencoreng dan mencemarkan nama baik Aceh sebagai negeri syariat Islam dan UIN Ar-Raniry secara khusus.*