Hidayatullah.com — Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) DKI Jakarta Fahmi Salmi, MA mengajak masyarakat Indonesia dan umat Islam untuk menolong pengungsi Rohingya yang sedang teraniaya oleh dominasi Buddha di Myanmar. Seraya ia mengingatkan umat Islam hendaknya tidak terprovokasi menzalimi umat Buddha di Tanah Air sebagai bentuk balas dendam.
“Sebuah sikap yang tidak bijak serta jauh dari keadilan bila ada pula yang mengajak atau menyuarakan pembalasan kezhaliman tersebut kepada umat Buddha yang ada di Indonesia,” kata Fahmi Salim dikutip di kanal opini hidayatullah.com, Rabu (27/05/2015).
Fahmi mewanti-wanti adanya provokasi baik itu hanya berupa komentar, tulisan pendek, status di media social dan sejenisnya, apalagi sampai ada aksi di lapangan yang mengintimidasi saudara sebangsa dan setanah air dari umat Buddha. [Baca; Menanti Keadilan terhadap Muslim Rohingya]
“Mereka tidak ikut serta dalam tindakan pembantaian di sana. Umat Islam di Indonesia harus bersikap adil. Jangan samapai propokatif atau terprovokasi,” ungkapnya.
Fahmi menegaskan, kepedulian kepada Muslimin Rohingya jangan dirusak pula dengan mengintimidasi umat Buddha di tanah air. Kita, kata dia, mesti meneladani kaum Muslimin di Nepal yang dengan jiwa besar ikut serta menolong umat Buddha yang menjadi korban gempa.
“Ada pihak-pihak yang akan beruntung bila terjadi konflik horizontal antarumat beragama di Indonesia. Indonesia akan goyang dan semakin lemah,” ujarnya.
Dia menambahkan, yang paling merugi serta dirugikan dengan melemahnya negara kita Indonesia adalah umat Islam sendiri. Karena itu, jangan terpancing, apalagi memancing, imbuhnya.
Kecaman Walubi
Sebelumnya Organisasi Wali Umat Buddha (Walubi) menggelar aksi unjuk rasa mengecam penindasan dan pembantaian etnis muslim Rohingya oleh mayoritas umat Budha Myanmar, belum lama ini.
Pengurus Wali Umat Buddha (Walubi), Romo Sunarto, mengatakan pihaknya mengutuk keras tindakan umat Budha Myanmar yang menindas minoritas muslim Rohingya.
“Penindasan itu melanggar moralitas agama Buddha. Kami mendesak pemerintah pusat agar merumuskan solusi dan mendorong negara ASEAN untuk mendukung perdamaian,” kata Sunarto.*