Hidayatullah.com- Bupati Tegal Ki Entus Susmono yang juga dikenal dengan sebagai dalang menyatakan kesiapannya menghibur Musyawarah Nasional (Munas) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Se-Indonesia yang rencananya akan digelar di Jawa Timur.
“Saat Munas MUI nanti saya daftar jadi dalang,” kata Ki Entus saat memberikan sambutan dalam acara penutupan Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI Se-Indonesia Ke-5, di Balaikota Tegal, Selasa (09/06/2015) lalu.
Ki Entus berharap, di acara para ulama ini agar bisa menampilkan ‘Wayang Santri’. Ia juga mengatakan, MUI tak perlu membayarnya jika ia bisa diundang hadir.
“Biar Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang membiayai,” katanya.
Ki Entus juga menyampaikan 2 tahun sebelum menjadi Bupati Tegal dirinya ndalang sholawatan di sebuah Klenteng, Alhamdulillah setelah itu ada 11 orang keturunan Thionghoa memeluk Islam, ujarnya.
“Saat itu saya kasih nama Wayang Sholawat Lampion. Alhamdulillah dari situ 11 orang Chinese masuk Islam,” pungkas Ki Entus.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum MUI Pusat, KH. Ma’ruf Amin mengatakan sosok Semar, Gareng dan Petruk dalam sejarah perwayangan merupakan sebuah simbol.
“Simbol yang memiliki terjemahan ‘bersegaralah untuk melakukan kebaikan dan meninggalkan yang jelek-jelek’,” pungkas Ma’ruf.
Enthus Susmomo yang sebelumnya terkenal sebagai dalang wayang kulit dan wayang golek asal Kabupaten Tegal, Jawa Tengah terpilih menjadi Bupati Tegal dalam Pemilu Kepala Daerah Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, yang digelar pada 27 Oktober 2013 lalu.
Berkat kepopuleran menjadi dalang “Edan” ia banyak dikenal masyarakat Kabupaten Tegal dan daerah lainnya sehingga saat mencalonkan sebagai calon Bupati ia mampu meraup 233.313 suara (35,21 persen) atau mengungguli rival terberatnya pasangan cabup Edi-Abasari yang meraih 223.436 suara (33,71 persen).*