Hidayatullah.com—Muhammadiyah berencana memberikan gagasan dan warna baru bagi gerakan ekonomi dengan mencetuskan ide lembaga pengembangan usaha milik anggota Muhammadiyah.
Lembaga ini diluncurkan menjelas Muktamar Muhammadiyah ke – 47 yang diselenggarakan pada tanggal 3 – 7 di Makasar Sulawesi Selatan.
Ikhwan Ridwan selaku wakil sekretaris Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah (MEK) mengatakan, bahwa sudah saatnya Muhammadiyah memiliki lembaga khusus tentang pengembangan usaha milik anggota Muhammadiyah. Hal ini dikarenakan, banyak kegiatan usaha yang dilaksanakan oleh anggota Muhammadiyah, seperti BPRS, BMT, Mini Market, dll nya, dianggap , tidak ada hubungannya dengan Muhammadiyah, padahal kontribusinya terhadap Muhammadiyah sangat jelas sekali.
Diakui oleh Ikhwan, selama ini MEK tidak bisa berbuat banyak dengan usaha-usaha yang di kelolala oleh anggotanya, karena ada batas ruang lingkup program yang di tetapkan oleh Muktamar sebelumnya. Tugas utamanya adalah membina amal usaha Muhammadiyah ( AUM) 100 persen Muhammadiyah. Disisi lain banyak usaha – usaha yang dimiliki oleh anggota Muhammadiyah yang belum terintegrasi.
“Jika ini diintegrasikan saya yakin kekuatan ekonomi Muhammadiyah akan semakin dasyat,”ujar Ikhwan dalam rilisnya kepada hidayatullah.com, Selasa (22/07/2015).
Muhammadiyah dalam pengembangan ekonomi selama ini masih “percaya diri” dengan pengembangan rumah sakit dan pendidikan. Pada hal potensi potensi ekonomi yang dimiliki oleh Muhammadiyah sangat besar sekali.Asal, lanjut Ikhwan, anggota-anggota yang berjiwa wiraswasta Muhammadiyah di beri payung hukum dan bagian yang tidak bisa terpisahkan antara Muhamamdiyah dan anggota-anggotanya yang selalu berkontribusi terhadap kemajuan Muhammadiyah dalam bidang ekonomi dan penggalian dana segar, dalam bentuk infak, sadakah, dan dividen.
Dengan adanya lembaga pengembangan usaha milik anggota Muhammadiyah, akan terjadi partisipasi ekonomi warga Muhammadiyah bisa dimaksimalkalkan. Apalagi fakta mengatakan saat ini banyak sekali usaha usaha yang dimiliki oleh warga Muhammadiyah.
Adanya lembaga pengembangan usaha milik anggota Muhammadiyah adalah sebuah strategi dalam menghadapi masyarakat ekonomi asean (MEA). Dalan strategi ini Muhammadiyah membuat berbagai unit unit bisnis berbasis komunitas dengan modal yang dibangun melalui konsolidasi para anggota dalam bentuk saham saham yang disepakati. Dengan model seperti ini dalam waktu dekat di Muhammadiyah akan muncul berbagai unit unit bisnis yang dibangun oleh warga Muhammadiyah.
“Muhammadiyah siap dalam menghadapi persaingan pasar bebas,”ujarnya.*