Hidayatullah.com–Sejumlah tokoh masyarakat dan ormas Islam di Sulawesi Selatan melakukan pertemuan untuk membahas tentang kerukunan umat beragama pasca tragedi Tolikara, Papua.
Pertemuan dilakukan pada hari rabu, tanggal 22 juli 2015, bertempat di Gedung Pertemuan IMMIM.
Hadir di dalam pertemuan antara lain: Prof. Dr. Ahmad Sewang, (Ketua Umum DPP IMMIM) sekaligus tuan rumah, Dr. Rahmat Abd. Rahman (Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia Sulsel), Forum Ukhuwah Islamiyah Sulsel (H. Waspada Santing, M. HI), Prof. Dr. Arfin Hamid (Pengurus ICMI Orwil Sulsel), Dr. Arfah Sidiq (PWNU Sulsel), Dr. Majdah Zain, Prof. Dr. Alimin Maidin, Dr. Abd. Hamid Paddu (KPPSI), H. Sirajuddin (Forum Umat Islam), Agussalim (FPI), M. Said Abd. Shamad, Abd. Majid (Hidayatullah), HM. Ikhwan Jalil, Lc (DPP Wahdah Islamiyah, Dr. Ir. H. Andi Tamsil (ICMI Orwil Sulsel), juga dihadiri Pemuda Muhammadiyah, Halal Care Community Sulsel, Arimatea Sulsel Jumsar, Al Markaz Al Islamy dan Al Irsyad Sulsel, Fadel AR. Basalamah.
Pertemuan menghasilkan beberapa rekomendasi, antara lain:
1. Mendesak Kepolisian RI, agar menyelesaikan tragedi Tolikara, dengan menindak tegas para pelaku kerusuhan, secara adil, obyektif, dan transparan;
2. Meminta Menteri Agama RI, agar mengkaji kembali Gereja Injili Di Indonesia (GIDI), dan membubarkannya karena telah menunjukkan perbuatan intoleran dan tindakan teror;
3. Mendukung Mendagri dalam upaya meninjau kembali Perda tentang larangan mendirikan rumah ibadah, dan Perda tentang larangan jilbab, di Kab. Tolikara, serta mencabut perda tersebut, karena bertentangan dng konstitusi RI;
4. Meminta kepada seluruh tokoh dan majelis-majelis agama, agar lebih intensif mendidik umatnya untuk hidup toleran bersama penganut agama lain, khususnya di daerah-daerah minoritas;
5. Menghimbau umat Islam, agar memberi kepercayaan kepada pihak Kepolisian RI, dalam rangka menyelesaikan kasus hukum tragedi Tolikara.
Para peserta pertemuan juga menyepakati pembentukan Presidium Forum Tokoh Masyarakat dan Ormas Islam Sulawesi Selatan untuk Kerukunan Antar Umat Beragama, dan menetapkan Dr. Rahmat Abd. Rahman, sebagai ketua Presidium.*