Hidayatullah.com–Bersinergi dan saling tolong menolong adalah sunnatullah yang telah ditetapkan oleh Allah dalam penciptaan manusia. Termasuk dalam setiap urusan dakwah dan amalan kebaikan.
Demikian yang tersimpul dalam pemaparan materi yang disampaikan oleh Dr. Khalid bin Ahmad Babthin, Dosen Fiqh Universitas Umm al-Qura’ Makkah di acara “Pertemuan Internasional Ulama dan Dai se-Asia Tenggara di Hotel Putri Gunung Lembang, Bandung, Jawa Barat belum lama ini.
Menurut Khalid, menyebarkan dakwah dan kebaikan adalah kewajiban sekaligus pekerjaan utama bagi setiap orang beriman. Untuk itu tak ada alasan bagi seorang Muslim untuk tak bermuamalah dan saling membantu dalam urusan besar ini.
“Jika para nabi terdahulu senantiasa bersinergi dengan umat dan pengikutnya, lalu bagaimana dengan kita hari ini dalam berdakwah?” ucap Khalid dengan nada tanya.
Di hadapan 200-an orang peserta, Khalid menerangkan materi bertajuk “Sinergi Dakwah di Antara Para Da’i”. Ia menjelaskan beberapa faktor yang menjadikan sinergi dakwah tersebut bermanfaat.
Pertama, niat ikhlas yang melatari hubungan kerjasama tersebut. Niat dan ikatan terkuat yang menghubungkan seseorang adalah ikatan keimanan.
“Inilah alasan paling kuat mengapa orang itu mau berhubungan dan bekerjasama dengan pihak lain,” terang Khalid.
Niat dinilai penting untuk dievaluasi dan disegarkan bagi para da’i dan penyampai kebenaran. Sebab dalam bersinergi untuk kepentingan dakwah, tak sebatas pada perkara yang disukai dan menyenangkan.
Namun juga mencakup saling mengingatkan (tanashuh) ketika di antara mereka terjadi khilaf dan kesalahan. Sehingga dibutuhkan niat yang benar dalam bersinergi dengan yang lain.
Kedua, agar para da’i tak terjatuh dalam saling membanggakan kelompok dan jamaah ketika berdakwah di tengah masyarakat. Tujuan dakwah dan bersinergi di dalamnya bukan untuk membesarkan kelompok dakwah atau organisasi yang dimilikinya. Melainkan untuk menegakkan kalimat tauhid dan ridha Allah semata.
“Dakwah itu pekerjaan para Nabi. Tak sepantasnya seorang da’i mengotori pekerjaan mulia tersebut dengan tujuan dunia dan materi semata,” pungkas Khalid.
Acara ini adalah kegiatan silaturahim yang diselenggarakan oleh Ikatan Ulama dan Da’i Asia Tenggara (Rabithah Ulama wa Du’at Janub Syarq Asia) bekerjasama dengan Lembaga Pendidikan Islam Internasional (al-Hai’ah al-Islamiyah al-‘Alamiyah li at-Ta’lim) yang berada di bawah naungan Rabithah al-‘Alam al-Islamiy.
Acara berlangsung sejak tanggal 8-11 Agustus 2015 dan diikuti oleh utusan dari enam negara Asia Tenggara ditambah dengan utusan khusus dari negara China.*/Masykur Abu Jaulah