Hidayatullah.com– Ketua Muallaf Center Indonesia (MCI) Steven Indra Wibowo mengingatkan umat Islam untuk waspada serta tidak mudah percaya kepada orang-orang yang mengaku sebagai muallaf (gadungan) yang meminta bantuan atau sumbangan.
“Sekalipun orang tersebut punya surat muallaf (bukti masuk Islam,red) dari masjid maapun lembaga manapun,” kata Steven kepada hidayatullah.com, Jum’at (14/08/2015) pagi.
Steven memberikan saran jika menemui seorang muallaf yang mengaku baru masuk Islam kemudian meminta bantuan untuk biaya ini dan itu, maka bisa mengeceknya terlebih dahulu atau kalau perlu melaporkannya kepada MCI.
“Tolong dikroscek ke kami, nanti kami yang akan bantu memastikan surat muallaf itu. Kalau surat muallaf dari MCI itu tertera di dalamnya bahwa surat itu tidak boleh dan tidak bisa digunakan untuk meminta bantuan baik kepada perorangan, masjid maupun lembaga lainnya,” kata Steven.
Selain itu, Steven menyampaikan masukan juga buat pengurus masjid yang mengeluarkan surat muallaf itu jangan mudah mengeluarkan surat muallaf tersebut karena sudah seringkali dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab seperti itu.
“Setelah dilakukan pemeriksaan itu, Mas. Dia itu punya 20 surat muallaf dari masjid yang berbeda-beda. Berarti dia sudah bersyahadat sebanyak 20 kali, Mas. Gila kan itu,” ungkap Steven.
Seperti diberitakan beberapa media, seorang bernama Fransiskus Edwin Santana yang mengaku sebagai muallaf –gadungan– telah melakukan penipuan dengan barang bukti seperti surat muallaf dari beberapa masjid yang alamatnya berbeda-beda, beserta surat laporan kehilangan dari kepolisian.
Steven mengatakan bahwa sebenarnya Edwin sudah mulai menipu dan bergerak sejak 2014 di Jawa Timur. Tadinya dia bersama satu orang yang diakui sebagai adiknya, lantas dia juga mengaku masuk Islam dan data dirinya hilang untuk membuat laporan kehilangan dari kepolisian.
Dan berdasarkan surat muallaf dan surat laporan kehilangan dari kepolisian itu, kata Steven, Edwin masuk ke masjid-masjid untuk minta bantuan.
“Dan itu dia lakukan dengan terus memperbarui surat kehilangan itu setiap 2 atau 3 minggu sekali. Kita tahu, laporan polisi nggak online dan nggak terkoordinasi dengan pihak kepolisian lainnya. Nah, ini yang dimanfaatkan sama Edwin,” papar Steven.
Steven menyebutkan bahwa apa yang dilakukan Edwin itu merupakan sebuah sindikat yang dipimpin oleh seorang kepala geng. “Di balik semua itu ada kok kepala gengnya, cuma saat ini kita masih merahasiakannya dan terus berupaya mengejarnya,” cetus Steven.
Steven mengatakan bahwa motif Edwin melakukan itu di antaranya adalah ketika bertemu dengan orang Islam yang baik, kemudian pengakuan dirinya masuk Islam itu dimanfaatkan untuk membuat orang (umat Islam) yang ditemuinya menjadi simpatik dan peduli.
“Itulah yang akhirnya dimanfaatkan sama Edwin untuk mempengaruhi orang yang ditemuinya itu. Selain itu, dia juga ingin mencari uang sebanyak-banyaknnya untuk membiayai pergi ke sana kemari,” pungkas Steven.*