Hidayatullah.com– Ketua Komisi I DPR RI Mahfud Sidik mengatakan bahwa di dalam pembentukan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) itu ada campur tangan dari Amerika, Arab Saudi, dan kelompok fundamentalis lainnya, sehingga menjadi tidak mudah mendefinisikan ISIS itu sendiri.
“Kenapa isu ISIS di Suriah justru dibawa-bawa ke Indonesia?” tanya Mahfud di hadapan peserta Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR RI dengan Duta Besar Indonesia di Suriah, Palestina dan Yordania di Gedung Nusantara II DPR RI, Jakarta, Rabu (02/09/2015).
Lebih lanjut, Mahfud mengatakan bahwa ISIS dulu dipersepsi sebagai kelompok yang memerangi Syiah, tetapi nyatanya ISIS juga memerangi orang-orang Sunni juga.
“Pemerintah Indonesia tidak boleh menggunakan isu ISIS untuk melabelkan pihak tertentu di kalangan umat Islam,” cetus Mahfud.
Mahfudz menambahkan jika konflik Suriah terjadi di tingkat elit. Karena itu, lanjutnya, ISIS perlu dipahami dengan jelas dan secara utuh, sehingga tidak terjebak dengan fragmentasi yang terlihat di permukaan saja.
Selain membahas masalah ISIS, Mahfudz juga menyinggung soal bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Suriah. Ia mengimbau agar menyerahkan bantuan kemanusiaan melalui Bulan Sabit Merah Internasional, ICRC yang diakui PBB, sehingga bisa berkoordinasi dengan lembaga bantuan kemanusiaan yang ada.
”Kalau bekerja dengan ICRC, KBRI bisa memfasilitasi agar bantuan kemanusiaan yang diberikan tidak dituding sebagai bagian dari jaringan tertentu,” tandas Mahfudz.*