Hidayatullah.com–Banyak Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang dibangun justru di tempat yang tidak strategis bagi pejalan kaki. Sementara tempat-tempat yang sering digunakan pejalan kaki untuk menyeberang justru banyak tidak ada JPO-nya.
Demikian diungkapkan anggota DPRD DKI Jakarta Komisi B bidang Perhubungan Nasrullah, di gedung DPRD DKI Jakarta, Kebon Sirih Jakarta Pusat, dalam rilisnya kepada hidayatullah.com, Sabtu (28/11/2015).
Nasrullah melanjutkan, kecelakaan yang menewaskan seorang mahasiswi LIPIA yang tertabrak bus Transjakarta saat menyeberang jalan di depan kampusnya akibat manajemen JPO yang buruk oleh Pemprov DKI, padahal sudah sejak lama pihak kampus LIPIA telah menyampaikan bahwa sudah sering terjadi kecelakaan, namun hingga kini Pemprov DKI belum juga membangun JPO didepan kampus LIPIA.
“Banyak JPO yang dibangun di lokasi yang tidak strategis bagi pejalan kaki. Bahkan tempat yang sering digunakan untuk menyeberang oleh pejalan kaki tidak ada JPO-nya, dan dana pembangunanya disiapkan Rp 19 miliar di tahun 2015 ini, sesuai Pergub 160 tahun 2015 tentang APBD DKI Jakarta 2015,” katanya kecewa.
Selanjutnya, terkait dengan tindakan pemerkosaan yang terjadi di salah satu JPO di Jakarta Selatan, Nasrullah menyampaikan bahwa masyarakat juga perlu memperhatikan cara berpakaian. Menurutnya, bisa saja kejahatan seksual yang terjadi di tempat umum akibat cara berpakaian yang memancing tindakan asusila. “Masyarakat juga harus memperhatikan cara berpakaian yang sopan, bisa saja awalnya hanya ingin menjambret namun karena melihat ada peluang maka terjadilah tindakan pemerkosaan,” sebut pria yang juga Sekretaris Dewan Syariah Wilayah PKS DKI Jakarta ini.
Para pemberi kerja juga diharapkan memperhatikan unsur keamanan bagi para pekerjaanya, “Jangan hanya karena ingin menarik banyak orang lalu para pekerjanya diharuskan berpakaian menarik dan terbuka yang akibatnya bisa memancing tindakan kriminalitas seperti pelecehan bahkan pemerkosaan,” tutup Nasrullah.*