Hidayatullah.com–Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini marah besar dan mengancam belasan pelajar yang tertangkap saat razia dan dibawa ke Kantor Satpol PP Kota Surabaya hari Rabu (02/03/2016) malam. Risma bahwan mengancam akan menghukum mereka bekerja sosial di Lingkngan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih, Sukolilo Surabaya.
Wali Kota berjilbab ini marah ketika mendapati belasan pelajar yang 8 diantaranya perempuan dari SMAN di kawasan Margerojo itu kedapatan sedang nongkrong di sebuah kafe Tenggelis, sepulang dari sekolah.
Mereka yang terdiri kelas 10, 11 dan 12 bahkan masih mengenakan seragam sekolah itu tak berkutik ketika anggota Satpol mendatanginya.
“Ayo sekarang ibu tanya, kalau tertangkap lagi mau diapakan, ayo sekarang jawab. Kalau tertangkap lagi saya minta izin ke bapak ibu, mereka akan saya suruh merawat dan memandikan orang gila di Liponsos,” kata Risma pada siswa di Kantor Satpol PP Surabaya sebagaimana dikutip detik.com Kamis (03/03/2016).
Sebagaimana diketahui, banyaknya pelajar yang terjaring razia Satpol PP saat jam sekolah, merupakan bentuk kepedulian Pemkot Surabaya terhadap masa depan anak-anak.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Ikhsan mengaku pihaknya sengaja meminta bantuan Satpol PP untuk merazia pelajar yang berkeliaran saat jam sekolah berlangsung.
“Karena keterbatasan pihak sekolah yang tidak bisa setiap waktu melakukan pengawasan. Makanya, kami memohon bantuan Satpol PP untuk melakukan operasi pada jam sekolah,” kata Ikhsan dikutip detikcom hari Kamis.
Risma mengaku cukup kecewa dengan para pelajar yang memilih nongkrong daripada pulang untuk belajar atau membantu orang tuanya.
“Orang tua kalian itu jerih payah banting tulang untuk menyekolahkan demi masa depanmu, tapi apa yang kamu lakukan seperti ini. Kasihan orang tuamu,” tegas Risma.
Pernyataan ini membuat para orang tua dan belasan pelajar yang terjaring menangis sesunggukan. “Janji bu,” jawab para pelajar saat ditantang untuk tidak mengulangi perbuatannya.
Tangis haru para orang tua dan belasan pelajar makin menjadi ketika Risma memintanya untuk memohon maaf sambil mencium kaki orang tua masing masing.
Selain itu, Risma meminta pada belasan siswa berjanji pada dirinya dan kedua orang tuanya yang hadir agar nilai di sekolah meningkat dibandingkan sebelumnya.
Pasca razia, Risma meminta Satpol PP untuk giat melakukan penertiban kepada kafe-kafe yang membiarkan anak-anak sekolah masuk dan menikmati rokok buatan atau sisha.
“Cek semua perizinannya, jika melanggar cabut,” pinta Risma.
Belasan pelajar tersebut juga menjalani tes urine untuk mengetahui adanya pengaruh narkoba ataupun minuman keras atau tidak.
Selain itu, dalam kesempatan itu, Risma juga memberikan pengarahan kepada orang tua pelajar yang datang menjemput anak-anak mereka.
“Mari kita sama-sama menjaga anak kita, mereka tunas bangsa. Mau jadi apa bangsa ini kalau generasi mudanya kayak gini,” ucap Risma dikutip Kompas.*