Hidayatullah.com–Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin menegaskan, para ulama dan cendekiawan Muslim sepakat harus bersungguh-sungguh menghadapi Pilkada DKI Jakarta.
“Pilkada Jakarta itu bukan sekadar urusan warga Jakarta tapi simbol kekuatan umat Islam di negeri Indonesia,” ucap Didin di sela pengajian di masjid al-Hijri Dua, Bogor (12/04/2016).
Untuk itu Didin yang akrab disapa Kiai itu berharap seluruh elemen umat harus berupaya menghadirkan pemimpin Muslim yang taat agama.
“Ada pemimpin seperti api. Orangnya sombong dan arogan. Jadi harus dilawan dengan air untuk memadamkan api,” terang mantan Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) itu.
Menurut Kiai Didin, yang bisa menjadi air itu adalah pemimpin yang dekat dengan al-Qur’an. “Seperti Yusuf Mansur, dia itu orangnya tenang, menyejukkan,” imbuh dosen sekaligus Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB).
“Kalau mereka punya Teman Ahok, umat Islam bikin Sohib Yusuf Mansur. Inikan rasanya lebih sejuk,” lanjut Kiai Didin.
Istilah Pemimpin Kafir yang Jujur Lebih Baik adalah Propaganda Berbahaya
Untuk menghadapi pemimpin DKI yang menghalalkan segala cara, Kiai Didin meminta partisipasi seluruh umat Islam, terutama doa sebagai senjata orang beriman.
“Ahok itu sudah keterlaluan sombongnya. Rapat saja pakai minuman keras. Mau jadi apa Jakarta kalau dipimpin orang yang bangga dengan miras,” tandas Kiai Didin menutup.*/Masykur