Hidayatullah.com—Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyayangkan penjualan cokelat berbonus kondom di beberapa mini market menjelang Valentine’s Day.
“Di beberapa minimarket kami menemukan ada coklat dan kondom. Dan hal ini sudah lama beredar,” ucap Wakil Ketua KPAI Maria Adviani, Selasa (10/02/2015), di gedung KPAI, jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.
Melihat kejadian ini, KPAI sungguh menyesalkan tindakan produsen dan distributor. Menurutnya, mini market seharusnya tidak melakukan hal tersebut, menjual coklat bonus kondom.
Apalagi, jika menjual makanan dan alat kontrasepsi tersebut untuk menyambut perayaan menyesatkan Valentine’s Day.
“Mengapa produsen memasifkan pemasaran kondom pada Valentine’s. Mengapa bukan sovenir lain,” tambahnya.
Jika hal ini terus berlanjut, menurut KPAI mini market tersebut sama saja menghalalkan seks bebas di kalangan remaja. Pernyataan yang dilontarkan KPAI karena di dalam mini market memang tidak pernah ada pengawasan yang berarti.
“Ini kan jelas mereka sama saja ingin mengampanyekan seks bebas pada Valentine’s itu. Terlihat kondom bebas bisa dibeli oleh siapa saja. Tidak ada pengawasan. Masak anak SMP saja bisa membeli,” tutupnya mengingatkan.
Sementara itu, menghadapi masalah, Pemerintah Kota Makasar mengedarkan surat edaran larangan untuk membagikan atau membeli paket coklat bonus kondom jelang Valentine’s 14 Februari mendatang.
“Paling tidak Minggu ini kita bikin surat edarannya, saya akan perintahkan ke instansi terkait untuk gelar oprasi. Ini sudah lewat dari kepantasan, ini merusak akhlak, apalagi warga Muslim, Jangan sampai didalam coklat itu ada narkobanya juga, kan ini bahaya, “ ujar Wali Kota Makasar Danny Pomanto, Ahad lalu.*