Hidayatullah.com– Dalam Islam, aspek pribadi menjadi cerminan utama dalam menilai layak tidaknya seseorang untuk dijadikan pemimpin. Demikian dikatakan Ketua PP Muhammadiyah Prof. Yunahar Ilyas.
“Pribadinya harus beriman, mendirikan shalat, hartanya bersih, hatinya juga bersih dari penyakit duniawi, berpihak terhadap rakyat kecil, dan siapa yang paling taat,” ujarnya kepada hidayatullah.com di sela-sela sebuah seminar nasional ‘Penyusunan Panduan Ukhuwah Islamiyah’ di Jakarta baru-baru ini.
Setelah meninjau dari aspek pribadi, lanjut Yunahar, kemudian melihat dari aspek kepemimpinan dan keahliannya.
“Tidak bisa kalau hanya pribadinya baik tapi tak punya keahlian memimpin,” terangnya.
Disinggung soal pemilihan kepala daerah 2017 mendatang, khususnya di DKI Jakarta, ia mengaku mendukung siapa pun calonnya asalkan seorang Muslim.
“Nanti tinggal berunding (dari calon Muslim yang ada) siapa yang paling pantas, bukan yang paling minat,” ungkap Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.
Secara pribadi, Yunahar juga mengharapkan pemimpin yang tidak hanya Muslim, tapi juga memiliki sikap yang jujur, berkemauan keras, berani, dan tegas.
“Ketegasan tapi juga harus punya hati nurani. Tegas tapi asal main gusur ya itu bukan tegas,” tukasnya. Belakangan ini Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dinilai banyak pihak bersikap otoriter karena suka main gusur permukiman warga Jakarta.
“Karena yang dihadapi ini, kan, manusia…. Mereka (masyarakat) ini, kan, juga bertahan hidup, kalau mau ditertibkan ya cari jalan keluar yang baik, tidak hanya main gusur,” tambah Yunahar.
Ditanya apakah MUI memiliki kecenderungan terhadap sosok tertentu, Yunahar menegaskan bahwa MUI tidak mendukung calon siapa pun.
“Kalau MUI, yang penting Muslim, bermanfaat, dan maslahat untuk umat,” pungkasnya.*