Hidayatullah.com– Kerusuhan yang terjadi di Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara diduga dipicu kabar sepasang suami-istri (pasutri) etnis Tionghoa yang memprotes suara azan, Jumat (29/07/2016).
Berdasarkan pengakuan sejumlah warga setempat, pasutri itu merasa terganggu oleh suara azan Maghrib dari Masjid Al-Maksum di Jl Karya, Kelurahan Tanjung Balai Kota I, Kecamatan Tanjung Balai Selatan (TBS), Tanjungbalai.
Kabar pemrotesan itu merebak, dan memancing warga setempat mendatangi rumah pasutri itu yang terletak tak jauh dari masjid. Warga yang jauh dari Jl Karya pun perlahan berkumpul.
Menurut salah seorang warga Jl Karya, Hasyim, 27 tahun, saat ke rumah pasutri itu sekitar pukul 19.00 WIB, ia melihat ada batu-batu kecil yang diduga bekas lemparan. Namun ia mengatakan, “Kalau dari pihak warga kita sendiri nda ada pada rusuh-rusuh gitu. Karena bisa diredam.”
Kemudian, pengurus masjid dan warga sekitar mengadukan pasutri itu ke kantor lurah setempat.
Hasyim yang juga anggota remaja Masjid Al-Maksum mengaku, di kantor lurah sudah ramai berkumpul ratusan massa dan sejumlah polisi.
Dalam pembicaraan sekitar sejam di kantor lurah, tutur Hasyim, warga menginginkan agar pasutri itu diproses.
Tak lama kemudian, Hasyim mengaku warga menyarankan agar pasutri itu segera diamankan ke kantor polisi. “Supaya mengamankan dia, supaya jangan terjadi (kepada) dia tindakan anarkis,” ujarnya saat dihubungi hidayatullah.com, Sabtu (30/07/2016) siang.
Kemudian, polisi membawa pasutri itu ke kantor Polsek TBS. Di sini dilakukan mediasi antara pemuka agama, pengurus DKM Al-Maksum, pasutri tersebut, masyarakat, serta kepolisian termasuk pihak Polres Tanjungbalai.
Hasil dari mediasi itu, ungkap Hasyim, semua pihak sepakat agar masalah itu diproses secara hukum. Situasi yang tadinya kurang kondusif kembali agak tenang.
“Saya sama pemuka agama dan Ketua DKM pulang ke Jl Karya, nengok situasi lingkungan kita, kan. Nda ada kita ke mana-mana. Sudah aman kalau di kita. (Waktu itu) jam 12 (malam) lebih kurang lah,” ujar Hasyim.
Sementara itu, aku dia, pasutri etnis Tionghoa itu, langsung dibawa pergi dengan mobil Polres Tanjungbalai.
Warga Dekat Masjid Mengaku Tak Buat Rusuh
Terpisah, Aldo (23), warga Tanjungbalai lainnya yang juga ikut berkumpul di sekitar Polsek, Sabtu malam, mengaku, setelah bubar dari Polsek, ia dan sejumlah massa mendatangi rumah pasutri tadi.
Mereka bermaksud mengingatkan pihak keluarga pasutri agar tidak mengulangi memprotes suara azan dari masjid.
Aldo mengaku mereka tidak melakukan tindakan kekerasan atau membuat kerusuhan dalam aksi ratusan massa tersebut.
Sebentar kemudian, massa pun bergeser ke depan sebuah vihara di Jl Juanda, TBS. Mereka, aku Aldo, bermaksud berbicara dengan pengurus vihara.
Aldo mengaku jika saat itu tidak terjadi pembakaran maupun kericuhan lain oleh massa.
Ratusan massa itu pun membubarkan diri. Di situ memang ada polisi yang berjaga-jaga, kata Aldo.
Sekitar 30 menit setelah tiba di rumah, atau sekitar antara pukul 22.00-00.00 WIB, Aldo mengaku mendapat pesan dari kawannya agar warga tidak keluar rumah.
Saat ditanya hidayatullah.com soal pembakaran vihara, Aldo mengaku tidak tahu-menahu. Pembakaran itu, dikabarkan berlangsung pada Sabtu pagi dinihari.
“Sejak malam sampai sekarang (Sabtu siang. Red) saya belum keluar rumah,” aku lajang ini.
Sedang Hasyim memastikan, memang telah terjadi pembakaran rumah ibadah di Tanjungbalai. “Ada 4 vihara lah,” kata dia.
Sudah Kondusif
Sementara itu, dikabarkan Antara, polisi mendata rumah ibadah umat Budha di Tanjungbalai yang rusak akibat kerusuhan berbau SARA Jumat malam kemarin.
Polisi telah mengendalikan situasi di Tanjungbalai dan berkoordinasi dengan pemerintah, tokoh agama, dan tokoh masyarakat untuk menciptakan keamanan.
Polisi mengimbau warga untuk tetap tenang. Polisi menempatkan personel di seluruh rumah ibadah umat Budha di Tanjungbalai untuk mencegah kerusuhan susulan.
Media lain mengabarkan, rumah ibadah dan rumah warga yang dibakar massa lebih dari angka yang disebut Hasyim. Hasyim kepada hidayatullah.com menduga, massa yang membuat rusuh berasal dari luar kawasan sekitar Masjid Al-Maksum.*