Hidayatullah.com–Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dr Said Agil Siroj menyayangkan pemberitaan negatif media-media asing yang hanya memberitakan Aksi Damai Bela Quran atau Aksi Damai 411 rusuh. Padahal sebelum malam, massa menjalankan aksi dengan damai.
“Media-media asing seperti CNN, Aljazeera hanya memberitakan aksi saat rusuhnya saja, saat damainya pas siang hari tidak diperlihatkan,” katanya dalam acara konferensi pers di Kantor PBNU, Jakarta, Kamis (17/11/2016).
Akibat pemberitaan negatif tersebut, lanjutnya, teman-teman Said di luar negeri langsung menanyakan kondisi Indonesia.
Padahal, aksi yang dilakukan massa berjalan damai sebelum ada oknum provokator yang memancing kerusuhan, dikutip Islamic News Agency (INA).
Sebelum ini, pasca penetapan sebagai tersangka penistaan agama, Gubernur (non-aktif) DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), kembali menyampaikan pernyataan yang menuduh peserta Aksi Bela Islam II (Aksi Damai 411) yang dihadiri jutaan orang sebagai aksi bayaran.
Di Media Australia, Ahok Sebut Peserta Aksi Damai 411 Dapat Uang Rp 500 Ribu
Dalam wawancara eksklusif dengan 7.30 ABC, Ahok menuduh para pengkritiknya korupsi.
Ia mengatakan akmi besar massal umat Muslim, Jumat (04/11/2016), sebagai aksi kelompok ‘garis keras’ berlatar belakang politik, dan para pendemo menerima Rp 500.000 agar hadir.
Sumber Dana Aksi Bela Islam: Celengan Warga dan Sumbangan Tukang Ojek Rp 10 Ribu
“I need to go to the court to prove this is political and not the law (Saya harus pergi ke pengadilan untuk membuktikan ini merupakan politik dan bukan hukum),” ujarnya mengatakan pada 7.30 ABC. Atas ucapannya ini, Ahok kembali dilaporkan ke polisi oleh berbagai kalangan.*/Tomi Abdullah