Hidayatullah.com – Wakil Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF MUI), Zaitun Rasmin menyatakan, lahirnya spirit 212 pasca aksi super damai menuntut penegakan hukum atas penista agama pada 2 Desember lalu merupakan suatu anugerah.
Ia menegaskan, spirit tersebut adalah perjuangan yang damai dan konstitusional.
“Jadi jangan mudah terpancing (melakukan tindakan destruktif),” ujarnya pada Tabligh Akbar bertema ‘Islam, NKRI dan Kebinekaan dalam Perspektif Keadilan’ di Masjid Sudirman, Surabaya, Ahad (25/12/2016).
Ketua Ikatan Ulama dan Da’i se-Asia Tenggara inu menyampaikan, bahwa spirit 212 juga merupakan jihad dalam rangka berjuang sungguh-sungguh untuk menegakkan dien (agama).
“Jangan diartikan sempit, jihad itu hanya mengangkat senjata,” ungkapnya.
Zaitun menambahkan, mengangkat senjata dalam artian perang, tidak selamanya harus dilakukan, mengingatkan bahwa jihad yang sedang dilakukan saat ini adalah jihad dakwah.
Zaitun menganalogikan, kondisi yang sedang dihadapi seperti pembagian bab-bab dalam fiqih. Fase ini seperti bab Inkarul Munkar, dan bukan bab qital (angkat senjata). Meskipun keduanya sama-sama jihad.
“Yakinlah dengan damai insya Allah kita bisa menang,” tandasnya seraya mengutip hadits bahwa sebaik-baik jihad adalah menyampaikan kebenaran di hadapan pemimpin yang dzalim.*