Hidayatullah.com– Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) mengungkapkan, banyak kejanggalan pada acara Jambore Mahasiswa Indonesia di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata (Buperta) Cibubur, Jakarta Timur, Sabtu-Senin (04-06/02/2017).
“Di antaranya, pertama, bendera nasional tidak disediakan panitia dan bendera sempat tidak berkibar, sehingga dari peserta membawa bendera naik ke panggung,” ungkap Zainuddin Arsyad dari AMI dalam pernyataannya diterima hidayatullah.com, Selasa (07/02/2017).
Kejanggalan selanjutnya, ungkapnya, lambang Pancasila tidak ada dalam ruangan acara itu dan pada acara pembukaan tidak ada pembacaan doa apalagi pembacaan kitab suci.
Menurut AMI, simbol negara berupa bendera Merah Putih telah dicederai panitia jambore tersebut.
“Kemudian telah mengkhianati Pancasila serta agama karena tidak adanya pembacaan doa sesuai dengan tradisi Indonesia dan Pancasila,” sebutnya.
AMI Kutuk Pengusiran dan ‘Pembungkaman’ Mahasiswa Peserta Jambore di Cibubur
Kejanggalan keempat, imbuhnya, kebanyakan peserta jambore tidak ada undangan resminya.
“Kelima, isi materi banyak menyudutkan ormas Islam dan mantan Presiden RI-6 (Susilo Bambang Yudhoyono/SBY. Red),” ungkapnya.
Selain itu, kejanggalan lain, imbuhnya, terjadinya pengusiran banyak mahasiswa dari ruang acara karena mereka bersikap kritis terhadap kebijakan pemerintah.
Hal itu dinilai sebagai bentuk pembungkaman atas suara mahasiswa, yang dinilai sebagai bentuk kejahatan demokrasi.
“(Kejanggalan) ketujuh, salah satu pemateri mengatakan komunisme di Indonesia sudah tidak ada,” ungkapnya.*