Hidayatullah.com– Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia, Din Syamsuddin, menyatakan, Indonesia memiliki masyarakat yang majemuk, sehingga memerlukan toleransi yang tinggi dan kerukunan sejati.
“Bukan toleransi dan kerukunan basa-basi,” katanya di Kontor MUI Pusat, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (25/04/2017).
Maka, tegasnya, tidak boleh ada seseorang yang memasuki wilayah keyakinan orang lain, sebab itu merusak kemajemukan.
“Itu adalah bentuk intoleransi dan anti kebhinnekaan yang nyata, jangan dibalik!” tegas Din.
Setiap elemen dan setiap orang harus menghargai orang lain, kata dia.
Din mengaku sedih terhadap orang yang mempersoalkan ujaran kebencian lalu dianggap sebagai anti kebhinnekaan.
“Ini nalar yang rancu,” pungkasnya.
Din menegaskan pentingnya menjaga persatuan bangsa, ini yang harus dikedepankan.
“Kita pesankan, persatuan bangsa sangat dikedepankan,” tandasnya.
Baca: Presiden Afghanistan Apresiasi Toleransi Masyarakat Indonesia
Diketahui, ujaran terdakwa penista agama, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang menyinggung al-Qur’an Surat al-Maidah ayat 51 dan menyeretnya ke pengadilan, dinilai banyak pihak sebagai bentuk “memasuki ranah agama orang lain”.* Ali Muhtadin