Hidayatullah.com– Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, literasi toleransi kepolisian harus diperbaiki.
Hal itu terkait film pendek kontroversial Kau Adalah Aku yang Lain pemenang Police Movie Festival IV yang dinilai banyak pihak telah menyudutkan Islam.
Baca: IPW: Film “Kau adalah Aku yang Lain” Jauh dari Nilai Faktual, Lecehkan Pekerja Medis
Dahnil mengungkapkan, pihaknya sudah menghubungi staf ahli Polri dan Kadiv Humas Polri perihal film itu.
Termasuk, kata Dahnil, salah satu pimpinan Muhammadiyah Busyro Muqaddas juga sudah menghubungi Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.
“Walaupun mereka menyebutkan itu bukan produk polisi. Tapi jangan lupa, yang mensosialisasikan adalah kompetisi dari polisi. Bahkan produsernya adalah polisi,” ujar Dahnil kepada hidayatullah.com di Kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Selasa (04/07/2017).
Baca: Di Tengah Sorotan, Jajaran Polri Seharusnya Hindari Tindakan Berpotensi Kontroversial
Karenanya, sambung Dahnil, polisi harusnya cukup menyampaikan permohonan maaf secara terbuka. Karena, lanjutnya, ada pemahaman yang salah dari pihak polisi, termasuk juri dan panitia yang terlibat dalam festival film tersebut.
“Minta maaf saja, jangan defense dan menyerang orang yang mengkritik. Saya pikir itu justru merusak,” ungkapnya.
Baca: Film “Kau adalah Aku yang Lain”, Pemuda Muhammadiyah: Literasi Toleransi Kepolisian Rendah Sekali
Ia menegaskan, kejadian ini menjadi kritik penting untuk polisi memperbaiki kualitas literasi toleransinya. Jangan berbicara Pancasila dan toleransi tapi tidak paham makna toleransi yang otentik.
“Kan, (kepolisian) sudah menarik videonya, jadi minta maaf saja. Jangan sampai film-film seperti itu diproduksi lagi,” tandasnya.
Dahnil menyampaikan, dalam film Kau Adalah Aku yang Lain digambarkan sesuatu yang utopis yang tidak pernah terjadi dimana-mana serta penuh dengan pesan-pesan stigma.*