Hidayatullah.com– Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, yang diserang dengan siraman air keras pada Selasa, 11 April 2017 atau lebih dari 100 hari yang lalu di Kelapa Gading, Jakarta Utara, angkat suara ke publik terkait kondisi kesehatan dan mentalnya.
Penyidik yang dikenal religius ini menyampaikan “salam semangat” kepada publik, lewat pertemuannya dengan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak dan Koordinator LSM KontraS Haris Azhar, Senin (24/07/2017 ) lalu.
Hari ini, Rabu (26/07/2017), di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Pemuda Muhammadiyah, Kontras, ICW, LBH Jakarta, dan Koalisi Masyarakat Sipil lainnya menyampaikan fakta-fakta temuan kepada publik terkait kasus penyerangan Novel.
Senin itu, dalam tayangan video yang mem-viral itu, Novel mengungkapkan, keduanya matanya saat ini sedang dalam proses penyembuhan.
“Terutama mata kiri yang prosesnya perlu waktu dan ada perlu tahapan operasi, untuk menyelesaikan agar bisa fungsi melihatnya kembali,” ujarnya di suatu tempat yang tidak disebutkan.
Baca: Kepolisian Belum Berhasil Ungkap Penyerang Novel, Komnas HAM: Janggal Betul
Novel mengenakan peci putih dan berkaos oblong hitam. Mata kanannya tampak menyipit didominasi warna kemerahan. Mata kirinya lebih terbuka, dengan bola mata didominasi warna putih. Sementara janggut lebat hitamnya memanjang hampir menyentuh dada, jauh lebih panjang dibanding saat mendapat serangan, 3 bulan lebih yang lalu.
Sambil berdiri dan bersedekap, ia tampak berbicara dengan tenang, menyampaikan pesan dan harapan kepada publik, khususnya para pemuda, serta kepada para penyerangnya. Bahwa, meskipun kondisinya demikian, ia berharap dan mengajak publik untuk tetap semangat memberantas korupsi.
Khusus kepada para penyerangnya, pria kelahiran Semarang, 22 Juni 1977 ini menegaskan, upaya mereka yang ingin menghentikan langkah-langkah pemberantasan korupsi, itu tidak ada gunanya. Novel seakan mengirimkan pesan bahwa ia tak gentar dengan serangan itu.
“…Saya ingin menunjukkan bahwa harapan orang-orang itu (para penyerangnya. Red) akan sia-sia, tidak ada gunanya, dan saya tegaskan bahwa itu tidak akan bisa sebagaimana yang mereka harapkan,” ucapnya tegas namun tampak tenang.
Berikut pernyataan lengkap alumnus Akademi Kepolisian yang diserang air keras saat tengah menangani kasus korupsi mega proyek pengadaan e-KTP ini, ditranskrip hidayatullah.com dari video berdurasi 2,5 menit unggahan Dahnil di akun media sosialnya di Twitter, Senin lalu:
Baca: Dahnil: Penyerang Novel Teroris, Polisi Tak Sulit Menangkapnya
“Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua rekan-rekan, yang telah mendoakan, yang telah memberikan perhatian dan dukungan tentunya, khususnya dalam hal ini adalah dari rekan Pemuda Muhammadiyah dan KOKAM, dan tentunya rekan-rekan lain yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
Mengenai mata saya sekarang memang sedang dalam proses penyembuhan, terutama mata kiri yang prosesnya perlu waktu dan ada perlu tahapan operasi, untuk menyelesaikan agar bisa fungsi melihatnya kembali.
Yang jelas saya ingin menyampaikan semangat kepada rekan-rekan semuanya, bahwa saya tentunya dengan kejadian ini berharap tidak akan mengendur atau berkurang semangat.
Saya berharap atas kejadian ini justru menambah semangat terkait dengan pemberantasan korupsi, terkait dengan hal-hal lain yang merupakan tugas dan tanggung jawab kita semua.
Baca: Jika Otak Penyerangan Novel Tak Terungkap, Pemberantasan Korupsi Dinilai Terancam
Begitu juga dengan harapan orang-orang yang telah berupaya untuk menyerang saya, untuk memendam, untuk menghentikan langkah-langkah pemberantasan korupsi, saya ingin menunjukkan bahwa harapan orang-orang itu akan sia-sia, tidak ada gunanya, dan saya tegaskan bahwa itu tidak akan bisa sebagaimana yang mereka harapkan.
Ini juga sebagai penyemangat untuk kita semua terutama anak muda, pemuda Indonesia, yang dengan begini kita berharap ke depan kita semakin kuat, semakin perhatian dengan kepentingan negara dan bangsa dan kepentingan orang banyak.
Baik saya kira itu, terima kasih atas perhatiannya, Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.”*