Hidayatullah.com– Menurut perwakilan Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), Thomas Vargas, kondisi masyarakat Rohingya masih sangat memprihatinkan walaupun sebagian besar telah melarikan diri ke Bangladesh sejak akhir Agustus lalu.
Hal itu ia sampaikan saat diterima Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Nurhayati Ali Assegaf, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, pekan kemarin, Jumat (03/11/2017).
Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas perkembangan krisis kemanusiaan yang dialami etnis Rohingya.
Thomas Vargas yang menyampaikan agar dunia bisa melihat tragedi kemanusiaan yang dialami kaum Rohingya di Rakhine, Myanmar, adalah masalah kemanusiaan.
Nurhayati sepakat dengan itu. Menurutnya, semua warga berhak hidup dengan damai. Ia mencontohkan, masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim namun bisa hidup berdampingan dengan kaum minoritas lainnya.
“Bahkan, Candi Borobudur yang merupakan tempat suci umat Buddha terbesar di dunia berada di Indonesia dan dilindungi oleh masyarakat yang mayoritas Muslim,” ungkap Nurhayati lansir Parlementaria.
Baca: UNHCR Khawatir Kondisi Pengungsi Rohingya di Bangladesh
Nurhayati saat itu menanyakan perkembangan terakhir bantuan yang diberikan UNHCR kepada 600 ribu warga Rohingya yang kini berada di Bangladesh.
President International Humanitarian Law ini juga berharap, Indonesia dapat menjadi role model bagi negara-negara lain agar bisa hidup dengan damai.
Tak lupa, Nurhayati juga menyampaikan, Indonesia telah berhasil membawa emergency item tentang krisis Rohingya menjadi resolusi Sidang Inter-Parliamentary Union (IPU) yang berlangsung di Rusia beberapa waktu lalu.
Ia turut menyampaikan, agar pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Luar Negeri kembali membawa isu Rohingya dalam Asean Summit yang akan digelar pada bulan ini di Filipina. Sehingga pemerintah Myanmar berhenti melakukan kekerasan dan tidak terulang kembali di masa berikutnya.
Baca: Staf UNHCR: Pengungsi Rohingya Dilindungi secara Internasional
Ia menilai, seyogianya, Indonesia sebagai negara terbesar dan pemimpin kekuatan ekonomi terbesar di Asean mempunyai peranan penting untuk mengatasi masalah yang terjadi di negara kawasan.
“Jadi, diharapkan peran Indonesia serta bantuan negara ASEAN lainnya dapat menghentikan kejahatan di Myanmar, sehingga orang-orang asli Myanmar ini (Rohingya) bisa kembali dan diberikan status kewarganegaraannya,” tandasnya.*