Usai acara konsultasi tahunan ke-12 RI-Malaysia, Presiden mengungkapkan Indonesia sudah mulai mengekspor beras ke Malaysia pada bulan Oktober 2017 lalu sebanyak 25 ribu ton. Jumlah ekspor tersebut diharapkan akan terus meningkat setiap tahunnya.
“Dan Indonesia berharap Malaysia dapat mengalokasikan 20 persen dari kuota impor berasnya, sekitar 150 ribu ton dengan mengimpor dari Indonesia,” ujar Presiden di Kuching, Sarawak, Malaysia, Rabu lansir Anadolu Agency, Kamis (23/11/2017).
Baca: Hidayatullah Kuatkan Kerjasama Dakwah Indonesia-Malaysia
Pengaturan perbatasan yang merupakan salah satu ciri khas hubungan Indonesia-Malaysia juga turut dibahas dalam pertemuan tersebut.
“Indonesia mengharapkan draft Border Crossing Agreement yang sudah selesai dirundingkan untuk segera ditandatangani. Demikian juga dengan Border Trade Agreement,” ujar dia.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden RI menyampaikan bahwa kedua negara juga memiliki kerja sama baru yang sangat strategis, yaitu penguatan kemitraan untuk kelapa sawit melalui pembentukan Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC).
Bahkan pada bulan November 2017, Indonesia telah menjadi tuan rumah Pertemuan Tingkat Menteri CPOPC dengan mengundang sejumlah negara penghasil sawit lainnya.
“Kita harus bersatu melawan kampanye hitam terhadap kelapa sawit,” tutur Presiden.
Isu penting lain yang dibahas kedua negara adalah terkait perlindungan warga negara Indonesia yang tinggal dan bekerja di Malaysia. Hal ini penting mengingat perlindungan WNI merupakan prioritas pemerintah Indonesia.
“Hak pendidikan bagi anak pekerja Indonesia juga telah saya mohonkan perhatian kepada PM Najib,” pungkas Presiden.*