Hidayatullah.com– Bandara Internasional Lombok di Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), kembali ditutup sejak Kamis (30/11/2017), menyusul dampak letusan dan erupsi Gunung Agung di Bali.
Penutupan bandara ini juga berdampak kepada ratusan dai yang akan mengikuti acara silaturahim dirangkai dengan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III Hidayatullah di Mataram, NTB, dibuka hari ini, Jumat (01/12/2017).
Dampak erupsi Gunung Agung memang cukup serius. Dari awalnya berstatus siaga menjadi awas. Jadwal penerbangan mengalami ketidakpastian karena kondisi tersebut.
Tak pelak, cukup banyak rombongan dai terdampak imbasnya. Termasuk rombongan dari Jawa, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Rombongan dari Jawa Timur (Jatim) memandang cukup berisiko jika tetap terbang dari Bandara Internasional Juanda Surabaya, menuju Lombok, menyusul dikeluarkannya notice to airmen (notam) kondisi terkini pada Kamis (30/11/2017). Apalagi mengingat pembukaan acara dilakukan pada Jumat.
Ketua Departemen Organisasi DPP Hidayatullah Syamsuddin yang turut dalam rombongan tersebut mengatakan, akhirnya rombongan memutuskan agar semua tiket di-refund saja (uang dikembalikan).
Syamsuddin menerangkan, setelah betul-betul dipastikan tidak ada penerbangan Kamis itu ke Lombok, maka peserta rombongan Jatim yang jumlahnya sembilan orang ini memutuskan akan membawa dua mobil.
Ternyata, saat mereka shalat dzuhur di masjid bandara, bertemu dengan banyak dai dari berbagai provinsi lainnnya yang juga sedang menanti kepastian penerbangan, terangnya.
Bahkan, terang dia, peserta dari DPW Sulawesi Tengah yang telah berada di dalam pesawat Lion Air sudah siap take-off, diminta turun bersama seluruh penumpang lainnya karena alasan operasional penerbangan.
“Setelah melihat banyaknya peserta Rakernas dari berbagai wilayah. Maka yang rencana awal kita pakai mobil, setelah musyawarah disepakati kita naik bus saja,” kata Syamsudin bercerita kepada hidayatullah.com.
Alhamdulillah, setelah berkomunikasi dengan berbagai PO (Perusahaan Otobus) di Surabaya, akhirnya dapat 1 bus kosong untuk mereka pakai.
Bus tersebut pun membawa rombongan dai, sedikitnya 31 orang. Terdiri dari kafilah Pengurus DPP 4 orang, DPW Jatim. 3 orang, Kampus Utama Surabaya 2 orang, Kampus Induk Balikpapan 2 orang, Kampus Utama Medan 3 orang, DPW Sumatera Utara 3 orang, DPW Sulawesi Tengah 3 orang, DPW NTT 3 orang, Undangan NTT 6 orang, dan DPW Kalimantan Tengah 3 orang.
“Mohon doanya semoga semangat para peserta Rakernas senantiasa diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menempuh perjalanan menuju Mataram dengan jarak tempuh selama 24 jam lamanya,” pungkas Syamsuddin.
Pesawat Kembali
Rombongan dai lainnya juga tertahan di Jakarta dan sekitarnya, Kamis. Sejumlah dai asal Depok, Jawa Barat, terpaksa tidak melanjutkan perjalanannya dengan pesawat terbang menuju Lombok.
“Takdir Allah kami harus kembali selepas terbang kurang lebih 1 jam di udara,” ujar Isnaini, aktivis Garda Kota, Kamis sekitar pukul 11.25 WIB.
Mereka pun tertahan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten.
Mereka terpaksa menginap di kawasan Jakarta Timur, Kamis malam Jumat, setelah pesawat yang membawa mereka tidak bisa melanjutkan penerbangan ke Lombok.
“Besok siang insya Allah terbang (ke Lombok),” ujar Joko ditemui usai shalat maghrib berjamaah di Jakarta Timur, Kamis.
Sekalipun demikian, ia secara tersirat mengungkapkan bahwa kejadian tersebut ada hikmahnya. “(Bisa) ketemu antum,” ujar pria ramah itu dengan nada guyon kepada awak media ini.
Seperti diketahui, Bandara Internasional Lombok kembali ditutup, Kamis (30/11/2017), dampak letusan Gunung Agung di Bali.
Keputusan tersebut berdasarkan Notam B9033/17 dampak erupsi Gunung Agung. General Manager PT Angkasa Pura I Lombok Internasional Airport (LIA) I Gusti Ngurah Ardita mengatakan, penutupan sementara operasional LIA ini, berlaku sejak kemarin pukul 10.37 WITA sampai dengan Jumat ini pukul 06.00 WITA. Info terbaru, Bandara Lombok tetap ditutup hingga siang ini.
Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Bandara Internasional Lombok BMKG NTB Oral Sem Wilar menjelaskan, penutupan operasional LIA ini karena kondisi cuaca terutama penyebaran abu vulkanik Gunung Agung mengarah ke timur tenggara Pulau Lombok.* Ainuddin, SKR