Hidayatullah.com– Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bireuen, Athaillah A Latief, menceritakan perkembangan terkini pembangunan Masjid At-Taqwa Muhammadiyah di Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen, Aceh, yang pada tahun lalu tiangnya dibakar oleh oknum yang tak bertanggung jawab.
“Sekarang dihentikan oleh kepolisian. Lokasi dijaga oleh aparat. Melihat-lihat boleh, bekerja tidak boleh,” tuturnya saat dihubungi hidayatullah.com, Jumat (29/06/2018).
Muhammadiyah Bireuen, kata Latief, pada dasarnya menghargai dan mengapresiasi langkah pengamanan yang dilakukan oleh aparat kepolisian dalam melindungi bangunan tiang-tiang masjid yang baru dibangun dari upaya-upaya pengrusakan yang dilakukan oleh sekelompok orang saat kejadian demo pada malam Selasa (25/06/2018) lalu.
Baca: Pembangunan Masjidnya Dirusak, Distigma Wahabi, Warga Muhammadiyah Terus Lawan Intoleransi
Muhammadiyah Bireuen juga menghargai dan mengapresiasi langkah-langkah kepolisian dalam mengusahakan pemeliharaan keamanan dan ketertiban di Samalanga. Dimana kepolisian telah menempatkan aparat keamanan di Samalanga sejak bulan April sampai sekarang untuk mengawasi dan memelihara keadaan yang kondusif di Samalanga.
“Tapi kami juga ingin mendorong dan mendesak Kapolres Bireuen untuk tidak melakukan pembiaran dan (agar) melakukan langkah-langkah hukum terhadap tindakan-tindakan kriminal yang telah dilakukan, mulai sejak kasus pembakaran hingga penutupan jalan masuk ke lokasi tanah masjid dengan batu gajah yang kesemuanya sudah kami laporkan atau adukan ke Polres Bireuen,” tegasnya.
Baca: Kasus Intoleransi di Samalanga, Menag Minta Kemenag Aceh Proaktif Selesaikan Masalah
Langkah penegakan hukum terhadap pelaku-pelaku kriminal ini, menurut Latief, justru akan semakin membantu kepolisian dalam memelihara keamanan dan ketertiban di Samalanga. Juga tidak menguras habis energi aparat kepolisian karena rongrongan dan kenekatan mereka yang semakin berani karena merasa ada yang melindungi dan tak tersentuh hukum.
“Di samping itu kami berharap, walaupun lokasi dijaga aparat, tetapi kami diizinkan untuk bekerja beberapa orang saja dan beberapa jam saja untuk beberapa hari untuk dapat menyelesaikan pengecoran tiga buah tiang lagi yang terbengkalai karena dihentikan aparat kepolisian karena ada informasi akan ada penyerangan,” pintanya.
Baca: Pemuda Muhammadiyah Aceh Kecam Pembakaran Lokasi Pengajian dan Tiang Masjid
Pada saat yang sama, tambah Latief, langkah-langkah mediasi ia harapkan serius untuk dilakukan oleh Bupati Bireuen.
“Kali ini adalah penundaan yang keenam kalinya. Kami siap untuk bersilaturrahim dan berdialog yang dimediasi oleh pemerintah dan kepolisian,” pungkasnya.* Andi
Baca: Muhammadiyah Bireuen Tunda Pembangunan Masjid, Tuntut Proses Hukum